Menuju konten utama

95% Pasien Ginjal Akut di RSCM Membaik setelah Diberi Fomepizole

Kemenkes mengklaim pengobatan menggunakan Fomepizole efektif menyembuhkan dan mengurangi perburukan gejala gangguan ginjal akut pada anak.

95% Pasien Ginjal Akut di RSCM Membaik setelah Diberi Fomepizole
Tangkapan layar - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril pada Konferensi Pers Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia secara daring di Jakarta, Selasa (1/11/2022). (Youtube/Kementerian Kesehatan RI)

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim 95 persen pasien gangguan ginjal akut pada anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta membaik setelah diberikan obat antidotum Fomepizole.

“Penggunaan Fomepizole menunjukkan 95 persen pasien anak di RSCM menunjukkan perkembangan yang terus membaik, artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan,” kata Jubir Kemenkes Mohammad Syahril dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (4/11/2022).

Syahril mengklaim kondisi pasien membaik setelah diberikan obat penawar racun etilen glikol (EG) tersebut. Ia bilang hal itu membuktikan pengobatan menggunakan Fomepizole efektif menyembuhkan dan mengurangi perburukan gejala gangguan ginjal akut pada anak.

“Kami sampaikan tidak ada komersialiasi obat-obatan oleh Kemenkes, tetapi semata mata hanya untuk menyelamatkan anak anak,” ujarnya.

Syahril mencatat saat ini terdapat 246 vial Fomepizole di Indonesia. Sekitar 87 persen obat tersebut adalah donasi gratis dari negara lain seperti 16 vial dari Australia dan 200 vial dari Jepang. Indonesia hanya beli 30 vial dari Singapura.

“Sudah sebanyak 17 rumah sakit di 11 propinsi yang mendapatkan distribusi Fomepizole,” kata dia.

Syahril menyebut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sudah mengindikasikan penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak, yaitu karena EG dan dietilen glikol (DEG). WHO juga merekomendasikan Fomepizole sebagai opsi antidotnya.

“Jadi bukan berdasarkan asumsi semata,” tutur Syahril.

Kemenkes mencatat kasus gangguan ginjal akut pada anak sudah turun sejak dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) yang meminta tenaga kesehatan (nakes) dan apotek untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirop kepada masyarakat pada 18 Oktober 2022.

Syahril mengklaim kenaikan jumlah kasus karena telatnya pelaporan atau sebagian besar kasus di bulan Agustus dan September 2022.

Dalam keterangan terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan kasus gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI) bertambah menjadi 325 anak per 1 November 2022. Sebanyak 178 anak di antaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Baca juga artikel terkait FOMEPIZOLE atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan