tirto.id - Kepala Kepolisian Nusa Tenggara Timur (NTT) Brigjen Pol E. Widyo Sunaryo mengungkapkan enam orang yang diamankan di Polda NTT bukan merupakan rekanan dari Ir, pelaku penyerangan tujuh siswa SDN I Seba, Kabupaten Sabu Raijua, pada Selasa (13/12/2016) lalu.
"Kami bersama Densus 88 sudah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap keenam orang tersebut dan ternyata mereka bukanlah rekan dari pelaku penyerangan tersebut," kata Sunaryo kepada wartawan di Kupang, seperti dikutip Antara, Senin (19/12/2016)
Hal ini ia sampaikan terkait dengan perkembangan hasil pemeriksaan oleh Polda NTT terhadap enam orang pedagang dari Sabu yang pada awalnya diduga rekan dari si penyerang. Keenam orang itu terdiri dari Kadir, Rusli, Gustam, Udin, Rasli, serta Daeng.
Menurut Kapolda, jumlah orang yang hendak diamankan di Polda sebenarnya tujuh orang, namun seorang di antaranya yang bernama Muhammad Hatta melompat ke laut dan sampai sekarang belum ditemukan. Ia menambahkan, sampai dengan saat ini pemeriksaan terhadap keenam pedagang tersebut telah selesai dan keenamnya diketahui tidak mempunyai keterlibatan dengan jaringan apa pun.
"Saya mau tegaskan bahwa mereka yang ditahan di Polda tidak terlibat dengan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah teroris atau sebagainya," ujarnya.
Mantan Kapolres Atambua ini mengatakan, saat ini keenam orang yang telah diperiksa tersebut akan dipulangkan oleh Polda NTT, namun keenam orang tersebut masih meminta perlindungan kepada Polda NTT untuk tetap tinggal di Kupang dan diawasi oleh Polisi.
"Mereka sudah kami minta pulang saja, tetapi mereka masih takut sehingga meminta perlindungan dari polisi untuk sementara berada di Kupang sampai situasi kondusif," katanya.
Sampai dengan saat ini pihak Polda NTT terus mencari tahu motif dari penyerangan terhadap tujuh siswa tersebut saat sedang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Polda NTT juga telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk mencari tahu kebenaran dari informasi yang menyatakan bawah sebelum berangkat ke Sabu, pelaku sempat bekerja di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora