tirto.id - Pemetaan terhadap kerawanan Pemilu 2024 telah dilakukan Polda Metro Jaya, terutama pada saat hari pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Hasilnya, dari 65.566 TPS yang masuk dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya, terdapat 64.853 yang masuk klasifikasi kurang rawan. Sedangkan, yang terbilang rawan sebanyak 1.548 TPS.
"53 TPS sangat rawan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto dalam paparan rilis akhir tahun di Mapolda Metro Jaya, Kamis (28/12/2023).
Karyoto mengatakan kerawanan isu yang berkembang selama Pemilu 2024, masih berkaitan dengan politik uang, SARA, hoaks, kampanye hitam, serta pembunuhan karakter dan kepercayaan penyelenggara negara. Kerawanan tersebut, kata dia, dapat mudah memicu sentimen dan gerak massa.
"Situasi ini apabila tidak diantisipasi secara proaktif dan bijaksana akan menghadirkan kontestasi yang jauh dari damai," ungkap Karyoto.
Dalam melakukan pemetaan, kata Karyoto, pihaknya juga telah mencatat beberapa kerawanan dalam setiap tahapan pemilu. Sehingga, deteksi dini dan upaya mitigasi bisa dilakukan secara cepat.
Menurut Karyoto, pihaknya telah mengerahkan 162.313 personel pengamanan pemilu. Jumlah tersebut gabungan dari TNI 10.890 personel, 1.000 personel kepolisian, 9.840 personel Satgasda, 9.451 personel Satgassres, dan 131.132 personel lintas masyarakat.
Ditegaskannya, peran serta masyarakat sangat diperlukan guna mewujudkan pemilu berkualitas untuk mencapai Indonesia yang lebih mapan. Selain itu, dia mengingatkan agar persatuan dan kesatuan di masyarakat harus tetap dijaga.
Tak dipungkiri Karyoto, Indonesia tengah mendapat bonus demografi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Meski saat ini para investor masih wait and see, kata dia, namun bonus demografi menjadi daya tarik bagi para investor.
"Kita bersyukur saat ini belum ada gesekan-gesekan antar pendukung yang kelihatan. Ini semua berkat dukungan pemerintah, TNI, Polri, dan seluruh tokoh masyarakat, serta masyarakat yang merasa kemanan menjadi suatu yang mutlak untuk kehidupan," ujar Karyoto.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Bayu Septianto