tirto.id - Hasil dua kali tes swab terhadap 53 pegawai termasuk tenaga medis di RSUP Sardjito pada Senin hingga Selasa (27-28/4/2020) dinyatakan negatif COVID-19. Mereka sebelumnya diperiksa setelah melakukan kontak dengan pasien yang terlambat terdeteksi positif Corona.
“Dengan hasil swab negatif tersebut, maka sejumlah tenaga medis yang sebelumnya dirumahkan, saat ini sudah kembali beraktivitas melakukan pengabdian melayani masyarakat di rumah sakit," kata Kabag Hukum dan Humas RSUP Sardjito Banu Hermawan, Jumat (1/5/2020).
Pernyataan tersebut menanggapi adanya pemberitaan sebelumnya yang menyebut 53 orang pegawai termasuk tenaga medis RSUP Dr. Sardjito terpapar COVID-19, karena pasien pembawa virus yang tidak jujur saat melakukan pemeriksaan.
Sementara itu, terkait salah satu pasien yang pada Kamis (23/4/2020) dilakukan tes swab dan hasilnya positif COVID-19, saat ini kondisinya telah membaik. Bahkan tidak lagi menunjukkan adanya gejala COVID-19, dan hasil swab kedua dinyatakan negatif.
"Pasien tersebut tinggal menunggu hasil tes swab berikutnya, semoga saja hasilnya negatif," kata dia.
Pasien tersebut awalnya dirawat inap dengan keluhan penyakit bawaan non-COVID-19. Kronologi kejadiannya, saat pertama pasien masuk, petugas tim medis telah melakukan rapid test terhadap pasien perempuan ini dengan hasil rapid negatif.
Dalam perawatan tersebut, pasien ditunggu oleh suaminya. Setelah menjalani perawatan beberapa hari, anak pasien bercerita bahwa bapaknya yang selama ini menunggu ibunya (pasien) masuk ke salah satu rumah sakit di Sleman, dengan rapid dan swab positif.
"Selanjutnya pasien yang di RSUP Dr Sardjito, dilakukan rapid test kedua dengan hasil reaktif. Berdasarkan hasil reaktif tersebut tim medis melakukan swab COVID-19 (23 April 2020). Hasil tes menunjukkan pasien positif," ujarnya.
Setelah itu pasien langsung dipindahkan ke ruang perawatan isolasi COVID-19.
Dari penelusuran informasi lebih lanjut kepada pasien dan keluarga itu, didapatkan keterangan bahwa suami pasien sempat satu mobil dengan pasien positif sebelumnya di DIY.
Banu mengatakan agar masyarakat menyikapi dengan arif terkait status penderita COVID-19. Jangan sampai ada stigma negatif bagi mereka.
Sebab menurutnya stigma negatif bagi penderita COVID-19 akan memperburuk kondisi penanganan Corona secara komprehensif. Salah satunya dapat memunculkan sikap ketidakjujuran dari masyarakat saat berobat.
“Bagi pasien yang berobat, kami mohon mengungkapkan apa adanya tentang dirinya dan kondisi di sekitar saat periksa. Ini akan memperlancar tim medis mengambil tindakan tepat bagi pengobatan pasien sendiri," kata Banu.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz