Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

5 Faktor yang Paling Berkontribusi pada Kenaikan Berat Badan

Berikut ini faktor yang paling berkontribusi pada kenaikan berat badan.

5 Faktor yang Paling Berkontribusi pada Kenaikan Berat Badan
Ilustrasi Timbangan Badan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kelebihan berat badan atau umum dipahami sebagai obesitas merupakan masalah kesehatan serius.

Masalah tersebut ditandai dengan adanya lemak ekstra yang berdampak pada beberapa jenis penyakit serius seperti Kardiovaskular, diabetes tipe 2, muskuloskeletal, dan sebagainya.

Dilansir dari laman resmi World Health Organization (WHO), setidaknya satu dari tiga populasi orang di dunia mengalami gangguan kelebihan berat badan. Kemudian hampir satu dari 10 orang diketahui telah didiagnosis mengalami obesitas.

Akan tetapi, kelebihan berat badan ternyata dapat dicegah. Kunci dari keberhasilan mencegah berat badan adalah mencapai keseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang digunakan.

Guna mencapai hal tersebut maka seseorang hanya perlu membatasi asupan energi dari lemak total dan mengalihkannya konsumsi lemak jenuh ke lemak tak jenuh.

Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta biji, polong, dan kacang-kacangan.

Kemudian membatasi asupan gula dan meningkatkan aktivitas fisik guna meningkatkan kalori yang digunakan.

Dilansir dari laman Healthline, ada beberapa faktor yang paling berkontribusi terhadap masalah kenaikan berat badan, antara lain:

Faktor yang Paling Berkontribusi pada Kenaikan Berat Badan

1. Genetik

Ilustrasi Modifikasi Genetika

Ilustrasi modifikasi genetika. AP/Gerald Herbert

Obesitas cenderung merupakan bagian dari komponen genetik yang cukup kuat. Anak-anak yang memiliki rekam jejak obesitas pada orang tua mereka akan jauh lebih tinggi mengalami obesitas, ketimbang anak dari orang tua yang tidak memiliki rekam jejak obesitas.

2. Kecanduan junk foods

Ilustrasi Junk Food

Ilustrasi Junk Food. FOTO/iStockphoto

Makanan yang diproses secara massal dan besar cenderung menggunakan olahan yang bersifat aditif.

Hal tersebut dilakukan guna merancang makanan yang dapat dikonsumsi secara murah, bertahan lama, serta rasanya yang lezat agar produsen makanan dapat meningkatkan penjualan.

Efek kecanduan tersebut dapat menyebabkan individu kehilangan kendali atas perilaku makanan mereka.

Sehingga faktor ini dapat berkontribusi besar dalam menentukan tingkat obesitas dari para konsumen junk food.

3. Konsumsi obat-obatan tertentu

Ilustrasi Obat

Ilustrasi Obat. foto/Istockphoto

Terdapat banyak sekali obat-obat farmasi yang mengandung efek samping tertentu, salah satunya dapat menambah berat badan.

Sebagai contoh, antidepresan diketahui dapat memberi efek kenaikan berat badan bagi yang mengonsumsinya.

Obat-obatan jenis ini dapat mengubah fungsi tubuh dan otak, serta mengurangi tingkat metabolisme tubuh bahkan dapat meningkatkan nafsu makan.

4. Kemiskinan

PEMBAGIAN ZAKAT UNTUK WARGA MISKIN

Warga antre saat pembagian zakat dalam bentuk uang yang dibagikan oleh keluarga besar Muhammad Nawang Layung, di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Minggu (10/6/2018). ANTARA FOTO/R. Rekotomo

Dewasa ini, ketersediaan makanan telah meningkat secara besar-besaran. Bahkan dapat dikonsumsi semurah mungkin.

Sebagaimana yang beredar di mana-mana, junk food menawarkan jenis makanan yang jauh lebih murah ketimbang makanan sehat lainnya.

Hal tersebut mendorong orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi, memilih sajian junk food ketimbang makanan-makanan sehat yang nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi.

5. Informasi Keliru

Ilustrasi Promo Makanan

Ilustrasi Promo Makanan

Banyak dari kita rentan mendapati informasi yang keliru mengenai kesehatan dan nutrisi. Terdapat banyak situs web serta media informasi lainnya yang menyebarkan informasi yang tidak akurat bahkan keliru mengenai masalah kesehatan dan nutrisi.

Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh perusahan-perusahaan makanan yang hendak memainkan peran dengan mempromosikan produk seperti suplemen penurun badan, dan lain-lain.

Hal tersebut justru menjadi upaya penurunan berat badan yang didasarkan pada informasi yang keliru.

Baca juga artikel terkait BERAT BADAN atau tulisan lainnya dari Mohamad Ichsanudin Adnan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Mohamad Ichsanudin Adnan
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Dhita Koesno