Menuju konten utama

5 Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial dan Jenis-Jenisnya

Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata lainnya.

5 Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial dan Jenis-Jenisnya
Ilustrasi Mobilitas Sosial. foto/Istockphoto

tirto.id - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “mobilitas” diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau kesiap-siagaan untuk bergerak. Sedangkan secara etimologis, mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu “mobilis”, yang berarti “mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.”

Dengan demikian, terdapatnya kata “sosial” pada istilah tersebut berarti menekankan bahwa istilah mobilitas sosial mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Dalam sosiologi, mobilitas sosial erat kaitannya dengan kelas sosial.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, yang dikutip Bagong Suyatno dalam Sosiologi Teks dan Terapan (2004), menyatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya, baik itu berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial, dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan, yang dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.

Maka, dengan melakukan mobilitas sosial, seseorang akan berada pada satu kelas sosial (stratifikasi sosial) yang berbeda dari sebelumnya.

Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

Laman Sumber Belajar Kemendikbud membagi mobilitas sosial ke dalam lima jenis, berikut ini adalah penjelasannya:

a. Mobilitas Horisontal

Mobilitas horizontal merupakan gerak atau perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Artinya, secara kelas, ini tidak mengubah tingkatan atau strata orang tersebut di masyarakat.

Contoh: Seorang presenter asal kanal TV A pindah kerja ke TV B sebagai presenter juga. Perpindahan itu tidak mempengaruhi status sosialnya, yang mana ia tetap sebagai presenter.

b. Mobilitas Vertikal

Berbeda dengan horizontal, mobilitas vertikal turut memengaruhi status sosial seseorang. Ia diartikan sebagai gerak atau perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal terdiri dari mobilitas naik (social climbing) dan mobilitas turun (social sinking).

Contoh:

- Social Climbing

Dewo seorang karyawan yang rajin kemudian diangkat sebagai manajer marketing.

- Social Sinking

Seorang pengusaha sukses yang terjebak pada pergaulan dengan rekan sejawatnya yang hobi berjudi, dia jatuh bangkrut.

c. Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan. Dalam mobilitas ini bisa terjadi gerak naik dan turun. Semisal, Adanya kenaikan status sosial dari generasi kakek hingga ke generasi cucu.

d. Mobilitas Intragenerasi

Sementara mobilitas intragenerasi yaitu peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Peralihan mobilitasnya dapat naik dan turun.

Contoh: Dono dan Doni adalah kakak adik yang berkerja pada perusahaan yang sama. Dono sebagai direksi, sedangkan Doni sebagai karyawan biasa.

e. Mobilitas Geografis

Jenis mobilitas yang terakhir ini diartikan sebagai perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi dan migrasi.

Contoh: karena adanya program transmigrasi, sekelompok orang berpindah dari daerah Ponorogo ke daerah Lampung.

Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial

Selain ada lima jenis mobilitas sosial, terdapat pula faktor-faktor yang memengaruhi gerak atau perpindahan tersebut, di antaranya adalah:

a. Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya. Apabila seseorang tidak puas dengan status sosialnya, maka ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi. Misalnya anak seorang kuli bangunan, karena giat belajar kini berhasil menjadi seorang guru.

b. Kondisi Ekonomi

Banyak orang yang hidup serba kekurangan, karena daerahnya tandus. Akhirnya mereka melakukan urbanisasi untuk memperbaiki kehidupannya. Di daerah tempat tinggal yang baru, seseorang telah berhasil mendapatkan penghasilan yang cukup besar.

Dengan penghasilannya itu dia kemudian dipandang baik oleh masyarakat sekitar dan kini dia digolongkan sebagai orang kaya.

c. Petualangan

Adanya keinginan untuk melihat daerah lain, akan mendorong manusia melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru.

Bila dia berhasil, maka akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Sebaliknya bila tidak berhasil, maka status sosialnya akan menurun.

d. Pertambahan Penduduk

Laju pertambahan penduduk yang pesat akan berdampak pada kehidupan masyarakat, seperti lapangan pekerjaan menjadi sulit, pemukiman padat dan lahan pertanian semakin terbatas.

Misalnya, pada pemukiman padat dapat menimbulkan perpindahan penduduk dan pengangguran. Kondisi ini dapat merubah status dan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ada yang menjadi kaya atau miskin, ada yang mendapatkan jabatan tertentu tetapi ada juga yang kehilangan jabatan.

e. Situasi Politik

Situasi keamanan yang tidak kondusif dapat mempengaruhi penduduk untuk meninggalkan negaranya, meskipun tanahnya subur. Misalnya, perang antara elite politik di Korea Utara menyebabkan perpindahan penduduk warga Korea Utara menerobos masuk ke Korea Selatan.

Baca juga artikel terkait MOBILITAS SOSIAL atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Maria Ulfa