tirto.id - Puasa Ramadan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena saat ini berada di tengah pandemi virus Corona baru, COVID-19.
Jika biasanya saat menjelang buka puasa Ramadan atau ngabuburit sebagian orang banyak menghabiskan waktu diluar rumah dengan berburu takjil, kali ini kita diharuskan untuk tetap berada di rumah.
Kondis ini tentu mengakibatkan kegiatan bisnis dan perekonomian menjadi lesu. Banyak yang sudah terdampak finansial dari pandemi COVID-19.
Ernest Febrianto, Head of Corporate Marketing Communications, PT Avrist Assurance mengingatkan di tengah suasana ekonomi yang serba tidak pasti seperti saat ini, sebaiknya kita mengencangkan ikat pinggang.
Berikut lima cara mengatur keuangan saat puasa di tengah pandemi COVID-19 melansir laman Antara News.
1. Cek dan ketahui kondisi finansial
Banyak yang tidak menyadari keadaan kondisi keuangan sendiri. Penting untuk diketahui, bagaimana situasi COVID-19 ini mengubah kondisi finansial.
Kepanikan akan kasus COVID-19 di bulan Maret 2020 kemarin, ternyata membuat banyak orang memiliki tagihan membengkak karena membeli hand sanitizer dan perlengkapan untuk menjaga daya tahan tubuh. Tiba-tiba banyak orang menjadi khawatir dan melakukan aksi panic buying atau belanja berlebihan.
Coba cek apakah saat ini kehidupan finansial lebih besar pasak daripada tiang? Ketahui kondisi keuangan tiga bulan ke depan. Apakah sumber pendapatan masih stabil dan aman? Berapa jumlah tabungan dan cicilan?
"Dengan mengetahui kondisi keuangan secara nyata, kamu akan terbantu untuk membuat alokasi keuangan. Mendisiplinkan diri kamu untuk mengontrol pengeluaran dan lebih kreatif dalam mengatur keuangan. Bisa juga kamu merelokasikan anggaran dana untuk bukber atau berbelanja untuk hal yang lebih bermanfaat," kata Ernest.
2. Bikin budget bulanan
Mengatur budget berarti mengatur gaya hidup, maka mulailah dengan membuat daftar pengeluaran rutin.
Alokasikan pengeluaran menjadi tiga kategori. Yang pertama, adalah kebutuhan utama seperti makanan dan pengeluaran rumah tangga (listrik, gas, air, paket internet). Kemudian, alokasikan 5-10 persen untuk dana darurat.
Tabungan, deposito, emas, dan Reksa Dana Pasar Uang adalah pilihan instrumen keuangan yang memenuhi cocok untuk menyimpan dana darurat karena mudah di akses, cukup likuid dan aman.
Kebutuhan kedua seperti kebutuhan pelengkap sebesar 5 persen, seperti jajan takjil, kopi atau pesan makanan. Kebutuhan ketiga yang bersifat hiburan seperti berbelanja baju, gadget dialokasikan sebesar 5 persen.
Dengan membuat budget akan membantu dalam menentukan pos keuangan mana yang menjadi prioritas. Jika kebutuhan utama telah terpenuhi, maka Anda bisa mengeluarkan uang untuk berbelanja. Usahakan agar ketiga kebutuhan ini tidak melampaui dari 30 persen total pengeluaran bulanan.
"Ingat, belanja hanya jika kamu mampu dan tidak berutang. Batasi anggaran belanja makanan untuk sahur dan berbuka. Sesuai sunnah, makan dan minumlah secara cukup. Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernapas," kata Ernest.
3. Aktif mencatat jumlah pengeluaran
Diperlukan disiplin dan pengawasan dari diri sendiri untuk rajin mencatat pengeluaran. Dengan menulis catatan pengeluaran harian menggunakan aplikasi budgeting cerdas (contoh: YNAB) atau akan membantu kamu memonitor berapa uang yang telah kamu habiskan dan berapa sisa jatah budget.
"Make sure you keep your budget on track. Jadwalkan waktu khusus, satu kali dalam seminggu untuk bisa me-review semua pengeluaranmu," kata Ernest.
Memberi hadiah atau reward pada diri sendiri dibolehkan hanya jika kita sukses meminimalisir pengeluaran.
4. Optimalkan THR untuk tujuan finansial jangka panjang
"THR itu bukan bonus tambahan yang bisa kamu langsung habiskan untuk daftar wishlist. THR itu adalah rejeki tambahan yang berguna untuk kelangsungan hidup kamu. Prioritaskan THR kamu untuk membayar utang, membangun dana darurat, berinvestasi dan berasuransi. Buatlah finansial goal yang bermakna untuk hidup kamu dengan THR. Think big for your future. Kamu bisa memulai untuk mengalokasikan sebagian dana untuk dana pensiun, dana haji juga untuk DP rumah," kata Ernest.
Ernest menambahkan wabah corona mengajarkan pentingnya untuk memiliki dana darurat, safety net.
"Ketidakpastian dalam hidup dapat mendatangi kita kapanpun, semudah membalik telapak tangan. Baru kita sadari betapa pentingnya memiliki uang tabungan dan perlindungan asuransi yang mumpuni," kata dia.
Di saat seperti ini, aset kesehatan menjadi merupakan prioritas nomor satu.
"Bagi kamu yang belum memiliki asuransi untuk proteksi kesehatan, ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil langkah cerdas untuk segera berasuransi," kata dia.
"We need to change our mindset, karena asuransi bukanlah beban namun sebuah harapan untuk menjaga jiwa dan kesehatan kita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satu cara untuk memproteksi dana yang kita miliki adalah dengan memiliki asuransi bagi keluarga," kata Ernest.
5. Bijak pakai uang
Bersiaplah menghadapi godaan diskon dan tawaran spesial promo menyambut lebaran.
"Jika sulit untuk diri kamu menahan tawaran konsumtif tersebut, boleh sementara dihapus aplikasinya dan di mute dulu notifikasi dari brand-brand kesayangan."
Dahulukan kewajiban seperti membayar zakat fitrah untuk kamu dan keluargamu. Jika ada dana berlebih, alangkah baiknya memberikan uluran tangan bagi saudara yang membutuhkan. No one has ever become poor by giving more."
Meski COVID-19 membuat puasa tahun ini jadi lebih berat dari biasanya, di balik semua itu ada hikmah dan kesempatan untuk memiliki waktu lebih banyak di rumah.
"Kita bisa memperbanyak ibadah dan amalan agar Ramadan kali ini kita menambah lebih banyak pahala. Waktu yang tepat untuk refleksi diri," kata dia.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH