tirto.id - Menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan merupakan kewajiban bagi seluruh umat Muslim dunia. Hal ini juga sudah tertulis di kitab suci Al-Qur’an pada Surat Al-Baqarah ayat 183 perihal perintah wajib berpuasa selama bulan Ramadan.
Menahan lapar dan dahaga memang tidaklah mudah, sebagai umat Muslim terutama di Indonesia harus menahannya selama kurang lebih 12 jam yang dimulai dari subuh hingga maghrib selama 30 hari berturut-turut.
Biasanya untuk melatih agar kuat berpuasa adalah dengan latihan sedari kecil, sehingga saat balig atau dinyatakan sudah dewasa tidak kaget dan bisa menjalani puasa dengan lancar selama satu bulan penuh.
Banyak orang tua yang menerapkan sistem puasa setengah hari untuk anaknya yang masih kecil, dimulai dari saat sahur hingga azan Zuhur, ketika sudah balig barulah diwajibkan untuk berpuasa satu hari secara menyeluruh.
Berpuasa juga mengharuskan orang untuk menahan diri dari apa yang paling menarik bagi mereka, utamanya adalah tidak makan dan minum untuk jangka waktu yang lama.
Menurut situs Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII), umumnya puasa dikaitkan dengan usaha untuk memenuhi perintah Tuhan.
Dalam perkembangannya, puasa difungsikan bermacam-macam, di antaranya adalah untuk menurunkan berat badan, menjaga kesehatan, meningkatkan kecantikan, menyembuhkan penyakit psikologis, dan seterusnya.
Tujuan dan tata cara puasa yang berbeda-beda tentu saja akan menghasilkan efek yang berbeda.
Efek yang bisa didapat di antaranya adalah dampak positif bagi kesehatan mental seseorang. Berikut ini dampak positif berpuasa bagi kesehatan mental seperti dilansir dari laman Why Islam:
1. Mengubah mood menjadi lebih baik
Efek ini sebagian dihasilkan oleh peningkatan hormon-hormon tertentu saat puasa, dan juga oleh perasaan euforia yang dialami setelah menyelesaikan tugas yang sulit yaitu berpuasa selama seharian penuh
2. Menurunkan stres dan cemas berlebih
Selama berpuasa otak akan memproduksi sebuah protein yang meniru efek obat anti-depresi, menurunkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi.
Bahkan yang mempunyai tingkat kecemasan yang terlalu tinggi, dokter pun menggunakan puasa sebagai obat.
3. Meningkatnya tingkat kewaspadaan
Berpuasa membantu mengatur kadar glukosa dalam tubuh karena tidak adanya asupan makanan yang masuk ke tubuh selama beberapa jam.
Hal tersebut turut mengurangi kadar glukosa yang berasal dari apa yang dimakan, sehingga mengurangi kelesuan dan meningkatkan kewaspadaan.
4. Meningkatkan kualitas tidur
Orang yang berpuasa akan mengalami peningkatan signifikan dalam kualitas tidur mereka, dan ini juga berpengaruh pada meningkatkan suasana hati.
Tidur bagi orang psikologi digunakan sebagai pil ajaib. Orang yang tidur sesuai waktu yang disarankan akan mengalami peningkatan dalam banyak aspek kesehatan psikologis maupun fisik.
Penulis: Dewi Sekar Pambayun
Editor: Dhita Koesno