tirto.id - Personel gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan dan instansi terkait dikerahkan untuk pengamanan peringatan Hari Buruh atau May Day Sedunia. Dua titik pengamanan yakni Istora Senayan dan Istana Negara menjadi prioritas.
"Ada 1.500 personel gabungan di Istora Senayan dan 25.000 personel gabungan di Istana Negara," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (29/4/2019).
Ia menambahkan, pihaknya memprediksi 30.000-40.000 buruh akan menggelar aksi di wilayah DKI Jakarta. Argo mengimbau tidak ada long march yang dilakukan massa dan pengalihan arus lalu lintas dilakukan situasional.
“Tidak ada long march, penyampaian pendapat dilakukan langsung di Istana Negara, massa langsung menuju ke lokasi,” sambung Argo.
Sejumlah serikat buruh sudah memutuskan turun berdemonstrasi pada 1 Mei nanti. Salah satu tuntutan utama yang akan disuarakan ialah revisi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia, Ilham Syah mengatakan masalah utama PP 78 tahun 2015 itu adalah minimnya peluang para buruh meningkatkan kesejahteraan lewat kenaikan upah.
Ia berpendapat, PP tersebut tidak memberi buruh banyak kesempatan untuk bernegosiasi menaikkan upah. "Hal paling prinsip PP 78 itu adalah hak berunding. Hak berunding menentukan upah. Padahal itu hak paling substansial," kata Ilham kepada Tirto, Minggu (28/4/2019).
Ia juga mendesak pembentukan direktorat khusus di kepolisian yang menangani tindak pidana perburuhan dan pengadaan tempat penitipan anak di kawasan industri.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto