tirto.id - Pemprov DKI Jakarta memindahkan sebanyak 24 kepala keluarga (KK) karena terkena dampak proyek sodetan Kali Ciliwung ke rumah susun (rusun) dengan skema sewa.
“Dipindahkan ke Rusun Cipinang Besar Utara,” kata Kepala pala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko di Balai Kota Jakarta, Senin (30/1/2023), seperti dilansir Antara.
Menurut dia, puluhan warga yang dipindahkan ke rusun sewa itu merupakan warga dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.
Sedangkan warga luar KTP DKI, kata dia, dikembalikan ke daerah asal masing-masing.
Namun, ia tidak memberikan detail uang sewa yang dikenakan kepada warga terdampak proyek sodetan Kali Ciliwung tersebut.
Saat ini, kata dia, puluhan warga terdampak proyek sodetan Kali Ciliwung itu masih diberikan gratis.
“Harganya sewanya belum ditentukan, saat ini masih gratis,” katanya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono menjelaskan persoalan lahan warga menjadi salah satu kendala yang membuat proyek itu tak lancar.
Kendala itu mengakibatkan pengerjaan atau saluran keluar air (outlet) belum optimal di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur selama kurun waktu enam tahun.
Akibatnya, lanjut dia, pembangunan sodetan saat itu menjadi tidak optimal, padahal pengerjaan saluran masuk air (inlet) di kawasan Bidara Cina dikerjakan pada 2013-2016.
“Secara fisik (pengerjaan) yang di inlet (berproses) tapi secara keseluruhan kan ada beberapa kendala sehingga tidak optimal juga,” katanya.
Selain terkendala rumah warga, Heru menjelaskan kendala juga dihadapi akibat pendetailan data dengan Badan Pertanahan Negara (BPN) dan lahan milik Kampus Trisaksi yang saat ini prosesnya sudah diselesaikan.
“Ada beberapa hal kendala, terus yang di 'outlet'-nya sejak beberapa kurun waktu, itu memang berhenti karena salurannya harus dilebarkan, di sana ada beberapa kendala, ada rumah warga, terus ada yang harus didetailkan data dengan BPN, dengan Trisakti dan sekarang sudah selesai,” katanya.
Proyek sodetan Ciliwung nantinya mengalirkan air ke Kanal Banjir Timur (KBT) sehingga diperkirakan dapat mengurangi sekitar 10 persen banjir di Ibu Kota.
Adapun kapasitas sodetan itu diperkirakan hingga 60 meter kubik per detik untuk mereduksi banjir.
Editor: Restu Diantina Putri