Menuju konten utama

20 Pompa Disiagakan Sedot Banjir di Cipinang Melayu Jaktim

20 unit pompa yang dikerahkan masing-masing berkapasitas 3.000 meter per kubik, 6.000 meter per kubik dan 10.000 meter per kubik.

20 Pompa Disiagakan Sedot Banjir di Cipinang Melayu Jaktim
Aktivitas warga di tengah banjir yang menggenangi pemukiman padat di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (19/2/2021). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta mengerahkan 20 unit pompa portabel untuk menyedot banjir yang terjadi di RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021) sore.

"Sementara ini kami kerahkan 20 unit pompa dari TKP dibuang ke Kalimalang karena lokasinya berdekatan di seberang jalan," kata Kepala Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan di Jakarta, dilansir dari Antara, Jumat (19/2/2021).

Sebanyak 20 unit pompa yang dikerahkan masing-masing berkapasitas 3.000 meter per kubik, 6.000 meter per kubik dan 10.000 meter per kubik.

Pompa tersebut terpasang di masing-masing bak mobil petugas damkar yang terpasang di jalan sisi selatan Kali Malang dekat Cipinang Indah Mal.

Satriadi mengatakan proses penyedotan air melibatkan sejumlah petugas sebagai operator mesin pompa.

Masing-masing pompa dipasang selang yang dibentangkan dari permukiman penduduk mengarah ke Kalimalang untuk pembuangan air.

"Total ada 50 petugas damkar yang melakukan evakuasi banjir di sini," katanya.

Salah satu warga RW 04 Cipinang Melayu, Erwan (52) mengatakan banjir di lingkungan setempat perlahan surut sekitar pukul 17.00 WIB.

"Tadi tinggi air sampai satu meter lebih. Banjirnya sudah dari Subuh. Sekarang sudah mulai surut, sekitar 60 sentimeter," katanya.

Namun warga sekitar masih mengkhawatirkan banjir susulan mengingat cuaca diprediksi masih hujan lebat.

"Kalau ada air kiriman lagi di hulu Kali Sunter, pasti bakal banjir lagi. Padahal biasanya aman karena sudah ada Waduk Tiu," katanya.

Akibat banjir, seorang warga di RW 04 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, dilaporkan meninggal dunia akibat sakit saat rumahnya terendam banjir.

"Memang nenek saya ini enggak bisa gerak, enggak bisa makan juga, terus ada penyakit gula juga," kata cucu almarhumah, Febri (25).

Almarhumah atas nama Maryati, berusia 80 tahun yang meninggal dunia saat sedang terbaring sakit di lantai dua rumahnya.

"Tadi pagi emang udah enggak bisa jalan. Terus dipanggil ke atas, sudah meringis kesaktian, tapi minta minum, pas diberi minum ternyata sudah meninggal," katanya.

Jenazah almarhumah dievakuasi sejumlah petugas Damkar menggunakan perahu karet menuju persemayaman di Aula Universitas Borobudur.

"Nanti mau dibawa ke rumah anak pertamanya di Cimanggis sebelum dimakamkan," katanya.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA 2021

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto