Menuju konten utama

2 Jenderal di Satgas dan Ekspektasi Tinggi Pemberantasan Mafia Skor

Keberadaan Hendro dan Krishna dalam Satgas munculkan ekspektasi tinggi, bisakah mereka bereskan skandal pengaturan skor hingga tuntas?

2 Jenderal di Satgas dan Ekspektasi Tinggi Pemberantasan Mafia Skor
Ilustrasi Match Fixing. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian membentuk Satgas Anti-Mafia Sepakbola, Jumat (21/12). Pembentukan satgas ini tertuang dalam Surat Perintah Kapolri Nomor 3678 bertanggal 21 Desember 2018.

Satgas berisikan 145 personel. Mereka dipimpin duet Akpol 1991, Brigjen Hendro Pandowo sebagai ketua dan Brigjen Krishna Murti sebagai wakilnya. Posisi penting lain dijabat Kombes Roycke Harry Langie yang bertugas sebagai ketua sub satgas penegakan hukum dan membawahi lima personel lain.

Keberadaan Hendro dan Krishna dalam satgas ini memunculkan ekspektasi tinggi dari kalangan pegiat sepak bola. Ini seperti yang dikatakan Bambang Suryo, Manajer Persekam Metro FC sekaligus bekas runner pengaturan skor yang sempat mengungkap praktik tersebut dalam program Mata Najwa. Bambang berharap dua perwira tinggi ini bisa trengginas mengungkap pengatur skor.

"[Bahkan] Mudah-mudahan bisa mengungkap jaringan mafia," ucap Bambang kepada reporter Tirto, Kamis (27/12/2018).

Bukan tanpa alasan jika Bambang berharap demikian. Hendro dan Krishna, sama-sama memiliki rekam jejak mentereng dalam penuntasan kasus kejahatan.

Hendro, misalnya, ia terlibat dalam penanganan kasus terorisme berskala besar dalam dua tahun terakhir dan sering turun langsung saat penggerebekan kasus besar lainnya.

Kasus teror yang ditangani Hendro misalnya bom di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, 27 Februari 2017. Kala itu, Hendro menjabat sebagai Kapolrestabes Bandung. Dalam penanganan kasus tersebut, Hendro bahkan berada di baris depan saat baku tembak dengan terduga teroris.

Setahun sebelumnya, tepatnya 14 Januari 2016, Hendro juga turut andil dalam penanganan serangan bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Kala itu, ia menjabat Kapolres Metro Jakarta Pusat dan ikut dalam tim pengamanan yang dikomandoi Kapolda Metro Jaya yang saat itu dijabat Tito Karnavian.

Krishna Murti juga tak kalah kinclong dari Hendro. Namanya mencuat saat menangani kasus kematian misterius Wayan Mirna Salihin seusai menengak kopi vietnam bercampur sianida di Kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016.

Saat itu, Krishna menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Dia dan jajarannya mengungkap siapa pelakunya setelah proses penyidikan yang cukup panjang. Krishna juga turut andil dalam penanganan serangan bom Thamrin.

Tak hanya itu, Krishna ikut terlibat dalam penangkapan Daeng Aziz, gembong prostitusi dan perjudian di kawasan Kalijodo, Jakarta Barat, pada Februari 2016.

Optimisme Mencuat Usai Penangkapan Johar Lin Eng

Seminggu setelah dibentuk, satgas menangkap Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng di Bandara Halim Perdana Kusuma. Johar adalah anggota Komite Eksekutif PSSI yang sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam kasus pengaturan skor.

Penangkapan Johar diapresiasi pegiat sepak bola yang sempat menjadi korban mafia pengaturan skor. Lasmi Indaryani, salah satunya. Mantan Manajer Persibara Banjarnegara ini mengatakan penangkapan Johar jadi titik terang pengungkapan kasus dan bentuk keseriusan satgas.

Lasmi mengaku optimistis mafia pengaturan skor sepak bola di Indonesia dapat diberantas. Namun, ia menggarisbawahi pengungkapan bukan tugas polisi semata.

"Tetap dibutuhkan keberanian dari para korban untuk turut mengungkapkan mafia yang terlibat," kata Lasmi ketika dihubungi reporter Tirto.

Pernyataan serupa disampaikan Bambang Suryo. BS, begitu dia biasa disapa, menyebut penangkapan Johar akan membawa efek jera bagi orang yang terlibat dalam skandal pengaturan skor. Namun, Bambang meminta kasus tak berhenti pada Johar, tapi mengungkap pihak lain.

"Agar sepak bola Indonesia lebih baik," kata Bambang.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal BOPI Andreas Marbun berharap, pengungkapan skandal pengaturan skor ini tidak mengambang dan sekadar menjadi desas-desus yang tak pernah dituntaskan. Sama dengan Lasmi dan Bambang, Marbun ingin kasus ini tuntas.

Untuk itu, Marbun menyebut, BOPI akan berperan aktif membantu polisi mengungkap skandal pengaturan skor ini. "Kami juga akan berperan aktif untuk membantu,” kata Marbun kepada reporter Tirto.

Baca juga artikel terkait MAFIA SEPAK BOLA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Abul Muamar