tirto.id - Hipokalemia adalah kondisi saat tubuhmu tidak mendapat asupan kalium yang cukup atau sering disebut sebagai defisit kalium.
Kalium sendiri adalah mineral yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, utamanya otot jantung.
Selain itu, kalium juga akan menjaga keseimbangan cairan tubuh, serta mengatur tekanan darah.
Kalau tubuhmu mengalami defisit kalium, menurut Yankes Kemkes, itu artinya kadar kalium di dalam darah lebih rendah daripada batas normal.
Akibatnya, berbagai gangguan kesehatan akan terjadi pada tubuhmu.
Penyebab Hipokalemia
Beberapa hal yang bisa membuat tubuhmu kekurangan kalium, seperti dikutip Healthline, adalah:
- Diare kronis akibat penggunaan diuretik atau pencahar yang berlebihan, mengalami iritasi usus, atau kamu mengalami infeksi dalam tubuh.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti beta 2-agonis, teofilin, insulin, diuretik, kortikosteroid, dan antimikroba.
- Mengalami sejumlah gangguan makan seperti anoreksia nervosa, purging, atau penyalahgunaan pencahar.
- Kamu mengalami malnutrisi atau kekurangan asupan makanan (nutrisi atau gizi).
- Kamu mengalami sindrom cushing.
- Kamu mengalami hiperaldosteronisme, yang ditandai dengan kelebihan aldosteron, atau hormon steroid di dalam darah.
- Kamu mengalami gagal ginjal, atau gangguan pada ginjal, seperti sindrom Bartter, sindrom Gitelman, dan sindrom Fanconi.
- Kamu mengalami hipomagnesemia atau kadar magnesium yang rendah.
- Kamu mengalami sindrom refeeding.
- Kamu mengonsumsi licorice yang berlebihan
- Kamu selalu berkeringat secara berlebihan.
Gejala Penyakit Hipokalemia
Jika defisit kalium yang kamu hadapi tidak terlalu besar atau cukup rendah, maka bisa saja hipokalemia ini tidak akan menimbulkan gejala.
Namun, beberapa gejala mungkin saja terjadi, seperti dilansir dari Cleveland Clinic:
- Sembelit
- Palpitasi jantung
- Kelelahan yang berlebihan
- Kelemahan otot dan kejang otot
- Kesemutan dan mati rasa
- Otot berkedut
- Kram otot
- Sakit kepala ringan atau kamu tiba-tiba pingsan
- Kelemahan otot yang parah, menyebabkan kelumpuhan
- Tekanan darah rendah (hipotensi)
- Irama jantung yang tidak normal (aritmia)
- Buang air kecil yang berlebihan (poliuria)
- Rasa haus yang berlebihan (polidipsia)
Pengobatan Hipokalemia
Gangguan kekurangan kalium atau hipokalemia ini perlu segera ditangani oleh profesional. Jadi, jika kamu mengalami berbagai gejala hipokalemia, maka sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Masih dilansir Healthline, kalau kamu mengalami hipokalemia ringan hingga hipokalemia sedang, maka biasanya kamu akan mendapatkan suplemen kalium oral.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat sesuai dengan gejala defisit kalium yang terjadi pada dirimu.
Dokter biasanya akan mengobati penyebab yang mendasarinya, misalnya, dokter akan mengobati diare parah yang kamu alami, muntah, atau gangguan makan.
Pengobatan hipokalemia dengan diet kaya kalium, biasanya tidak akan cukup mengatasi gejala-gejala yang ada, karena sebagian besar kalium dalam makanan dipasangkan dengan fosfat, bukan kalium klorida.
Hipokalemia seringkali juga melibatkan defisiensi klorida, oleh karena itu, dokter biasanya akan mengatasi kedua defisiensi tersebut dengan suplemen kalium klorida.
Biasanya, kamu harus mengonsumsi suplemen 60-80 mmol per hari selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Dosis suplemen ini biasanya sudah cukup untuk mengobati hipokalemia ringan hingga sedang.
Sementara itu, pada kasus hipokalemia berat, biasanya dokter akan memberikan pengobatan intravena (IV) yang penggunaannya harus diawasi dengan ketat karena rentan terjadi hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno