Menuju konten utama

10 Dampak Buruk Praktik Joki Skripsi dan Tugas bagi Mahasiswa

Berikut ini 10 dampak buruk praktik joki skripsi dan tugas bagi mahasiswa. Hindari praktik ini sebisa mungkin.

10 Dampak Buruk Praktik Joki Skripsi dan Tugas bagi Mahasiswa
ilustrasi Perguruan Tinggi. foto/istockphoto

tirto.id - Mahasiswa kerap memilih jalan pintas untuk mengerjakan tugas dan skripsi. Cara pintas yang cukup sering ditempuh oleh mahasiswa adalah dengan menyewa joki.

Untuk menuntaskan studi, mahasiswa memiliki sejumlah kewajiban yang harus dikerjakan. Dua di antaranya adalah menyelesaikan skripsi dan tugas. Namun, ketika menempuh studi banyak hambatan yang membuat mahasiswa merasa tidak sanggup atau enggan mengerjakannya.

Meski dimakan, bila ingin lulus, mahasiswa harus mengerjakan dan menyelesaikan semua beban akademik yang mereka miliki. Ketika inilah pikiran untuk melakukan hal-hal yang tak patut terbersit. Mereka lebih rela mengeluarkan sejumlah uang untuk menyewa joki ketimbang mengerjakannya sendiri.

Lantas mengapa mahasiswa menggunakan jasa joki skripsi dan tugas? Adakah dampak negatif yang mungkin ditimbulkan?

Mengapa Mahasiswa Menggunakan Jasa Joki Skripsi dan Tugas?

Mahasiswa menggunakan jasa joki skripsi dan tugas karena beberapa alasan yang berkaitan dengan tekanan akademis dan motivasi pribadi. Berdasarkan penelitian dari Universitas Airlangga, ada beberapa faktor utama yang mendorong mahasiswa untuk melakukan contract cheating atau menggunakan jasa joki.

Pertama, mahasiswa sering merasa tertekan dengan tuntutan akademis yang tinggi dan beban tugas yang banyak, sehingga mereka mencari cara pintas untuk menyelesaikan kewajiban akademik mereka. Mereka percaya bahwa jasa joki dapat membantu mereka mencapai nilai yang diinginkan dan mengurangi stres yang mereka alami.

Kedua, norma subyektif juga berperan signifikan. Ketika teman-teman sekeliling mereka juga menggunakan jasa joki dan mengharapkan mereka melakukan hal yang sama, mahasiswa merasa terdorong untuk mengikuti praktik tersebut. Hal ini menciptakan lingkungan di mana kecurangan akademik menjadi hal yang lazim dan diterima.

Ketiga, persepsi kontrol perilaku mahasiswa, yaitu keyakinan bahwa mereka dapat menghindari ketahuan menggunakan jasa joki, juga mempengaruhi keputusan mereka. Mereka merasa percaya diri bahwa mereka bisa mengatur hasil pekerjaan joki agar terlihat natural dan tidak mencurigakan, yang menambah keberanian mereka untuk melakukan kecurangan ini.

Selain itu, dari sudut pandang sosiologis, penelitian di Pacitan menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami kesulitan menyelesaikan skripsi lebih cenderung menggunakan jasa joki sebagai solusi efektif dan efisien. Di sisi lain, joki skripsi melihat aktivitas ini sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan finansial dan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan mereka sendiri.

Universitas diharapkan untuk meningkatkan kesadaran tentang integritas akademik dan menerapkan langkah-langkah preventif untuk mengurangi kecurangan akademik ini. Langkah-langkah tersebut termasuk memodifikasi jenis penugasan agar lebih menguji pemahaman dan kemampuan analitis mahasiswa, serta menegakkan peraturan dan hukuman yang tegas sebagai tindakan pencegahan.

Daftar Dampak Negatif Praktik Joki Skripsi dan Tugas

Dengan maraknya bisnis praktik joki skripsi dan tugas akademik, Kemendikbudristek mengimbau semua pihak untuk ikut serta dalam memantau dan mencegah praktik kecurangan ini. Berikut ini daftar dampak negatif praktik joki skripsi dan tugas:

  1. Penurunan Kualitas Pendidikan: Mahasiswa yang menggunakan jasa joki tidak memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang seharusnya mereka pelajari sendiri, yang berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.
  2. Kehilangan Integritas Akademik: Tindakan ini mencoreng integritas dan reputasi akademik mahasiswa, yang dapat mempengaruhi karier mereka di masa depan.
  3. Sanksi Akademik: Pelaku dapat dikenai berbagai sanksi akademik, termasuk penurunan nilai, skorsing, atau bahkan dikeluarkan dari institusi pendidikan.
  4. Penurunan Reputasi Institusi: Institusi pendidikan yang banyak ditemukan pelanggaran etika akademik seperti ini akan mengalami penurunan reputasi di mata publik dan calon mahasiswa.
  5. Kesulitan dalam Penilaian Kemampuan Mahasiswa: Dosen dan institusi kesulitan menilai kemampuan dan kemajuan mahasiswa secara akurat, yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran.
  6. Kurangnya Kepercayaan dari Masyarakat: Masyarakat akan meragukan kemampuan lulusan dari institusi yang dikenal memiliki banyak kasus kecurangan akademik.
  7. Pelaksanaan Tindakan Tidak Adil: Mahasiswa yang menggunakan jasa joki memperoleh keuntungan yang tidak adil dibandingkan dengan yang bekerja keras sendiri.
  8. Menciptakan Budaya Tidak Jujur: Praktik ini dapat menumbuhkan budaya tidak jujur di kalangan mahasiswa, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip akademik dan etika.
  9. Dampak Hukum: Mahasiswa yang terlibat dalam praktik ini juga dapat menghadapi konsekuensi hukum, seperti sanksi pidana jika terbukti terlibat dalam tindakan kecurangan akademik.
  10. Efek Negatif pada Diri Sendiri: Pelaku akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang seharusnya diperoleh, menghambat perkembangan pribadi dan profesional mereka.

Baca juga artikel terkait JOKI atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra