tirto.id - Konflik dan gelombang kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar menyebabkan lebih dari satu juta Muslim Rohingya meninggalkan negara itu sejak 1970-an. Pengungsi Rohingya mencari perlindungan mulai dari Bangladesh hingga Arab Saudi, menurut laporan Al Jazeera.
Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan, kekerasan yang terus terjadi memaksa lebih dari 168.000 orang Rohingya meninggalkan Myanmar sejak tahun 2012. Pada bulan Oktober 2016, tindakan keras militer terhadap penduduk Rohingya juga memaksa sekitar 87.000 orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Selain itu, sejumlah Muslim Rohingya juga mempertaruhkan nyawa untuk mencoba pergi ke Malaysia dengan menggunakan kapal. Mereka melintasi Teluk Benggala dan Laut Andaman. Pada tahun 2012 hingga 2015, lebih dari 112.000 orang melakukan perjalanan yang berbahaya.
PBB memperkirakan bahwa ada sebanyak 420.000 pengungsi Rohingya di Asia Tenggara. Sekitar 150.000 kini berada di Malaysia. Selain itu 5.000 lainnya bertahan di Thailand.
Indonesia juga menjadi tempat etnis Rohingya mencari perlindungan. Lebih dari seribu pengungsi Rohingya tersebar di Pelabuhan Kuala Langsa, Bireun Bayeun Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tamiang dan di Kabupaten Aceh Utara di Kantor Imigrasi Puntuet Kecamatan Blang Mangat, menurut laporan Antara.
Kekerasan di Myanmar barat laut yang dimulai pada akhir Agustus telah memaksa sekitar 27.000 orang Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh, Menurut Al Jazeera, sekitar 500.000 Muslim Rohingya berada di Bangladesh.
Selain Bangladesh, negara di Asia Selatan lain yang menjadi tujuan Muslim Rohingya adalah India. Sebanyak 14.000 Muslim Rohingya mencari perlindungan di negara tersebut. Selain itu, 350.000 lainnya memilih pergi ke Pakistan.
Tak hanya Asia Tenggara dan Asia Selatan, Muslim Rohingya juga pergi ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Sebanyak 10.000 Muslim Rohingya berada di Uni Emirat Arab dan 200.000 berada di Arab Saudi.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora