tirto.id - Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk masyarakat. Semakin segmentasi iklan itu dirinci secara detail, maka semakin cepat pula pesan itu bisa tersampaikan. Bagi beberapa brand, bulan Ramadan adalah momentum untuk mempromosikan produk mereka secara luas dan masif. Untuk hal ini, kita mesti belajar pada Sirup Marjan dan ABC.
Ketika iklan sirup mulai sering muncul di televisi, itulah pertanda Ramadan semakin dekat. Guyonan melekat di benak pemirsa televisi di Indonesia. Faktanya, hal itu memang benar. Jelang Ramadan televisi kita akan semakin gencar disuguhi iklan sirup, khususnya sirup Marjan dan ABC.
Data Adsensity —lembaga riset yang memantau iklan tv komersial (TVC)— mencatat selama seminggu terakhir (19 -25 Mei), pariwara sirup Marjan dan ABC Heinz jadi iklan terbanyak yang tampil di saluran televisi nasional. Marjan jadi iklan yang tersering muncul dengan 1.256 iklan, sedangkan di urutan kedua ada ABC Heinz dengan 858 iklan.
Tindakan Marjan mengebom iklan televisi dengan 1.256 pariwara selama seminggu terakhir cukup mengagetkan, karena maksimal slot iklan yang dipasang merek besar per minggu hanya 800-900 slot iklan.
Tidak hanya sebatas menghitung slot iklan, mesin robot Adstensity pun bisa mengkonversi slot pariwara ini menjadi nominal uang. Artinya kita bisa mengetahui berapa uang yang mesti dibayar produk kepada stasiun televisi untuk setiap iklan yang tayang.
Tolok ukurnya didasarkan pada empat hal: durasi (biasanya kelipatan 15 detik), jam tayang, jenis program, dan urutan kemunculan iklan saat break (iklan yang muncul pertama atau bukan).
Selama seminggu terakhir, Sirup Marjan mengeluarkan Rp44,3 miliar, nominal ini membuat mereka jadi produk kedua yang menggelontorkan uang terbanyak demi bisa muncul televisi. Di atas Marjan, ada Walls dengan Rp54 miliar. Sedangkan ABC Heinz mengeluarkan Rp32,3 miliar, terbanyak kelima.
Masuknya Marjan dan ABC Heinz dalam top five brand pariwara di televisi jadi penegas bahwa jelang Ramadan, dua merek ini akan jor-joran dalam promosi.
Jika waktunya ditarik lebih panjang, Marjan memang gencar mempromosikan produknya selama April dan Mei. Pada bulan Januari, Februari, dan Maret mereka bahkan sama sekali tak beriklan di televisi.
Namun, mulai 1 April, iklan Marjan mulai bermunculan. Pengeluaran iklan di TV mereka selama 1 April hingga 30 April mencapai Rp43,2 miliar, dan angka itu ditingkatkan lagi jadi Rp133 miliar pada 1 Mei sampai 25 Mei.
Berbeda dengan Marjan, ABC Heinz lebih dulu start awal mempromosikan produk mereka sejak bulan Maret. Terhitung sejak Maret, pengeluaran mereka untuk iklan televisi tiap bulannya cenderung selalu meningkat dari Rp17 miliar bulan Maret, Rp23,6 miliar pada April dan Rp106 miliar pada Mei ini.
Gencarnya produsen sirup beriklan ini memang tak lepas dari kebiasaan masyarakat Indonesia, yang senang menyediakan minuman segar untuk berbuka. Aneka ragam minuman yang tersedia selama Ramadan kebanyakan menggunakan sirup sebagai bahan bakunya. Inilah yang diincar oleh para produsen sirup, menangkap permintaan yang besar ketika Ramadan datang. Stasiun televisi pun ikut menikmati keuntungan dari perilaku tersebut.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti