tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim stok dan pasokan minyak goreng curah di pasar tradisional berlebihan. Hal tersebut menurut Zulhas karena harga minyak goreng curah yang cenderung menurun.
"Minyak goreng curah kemasan sederhana harganya sudah sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000. Untuk stoknya terjamin. Harganya cenderung turun karena stoknya berlebih," klaim Zulhas, usai memantau langsung ketersediaan pasokan dan harga barang kebutuhan pokok di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/7/2022).
Sementara itu ia menjelaskan secara nasional, harga minyak goreng curah rata-rata sebesar Rp14.400/liter, turun 8,86 persen jika dibandingkan bulan lalu. Khusus pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan harga minyak goreng curah sudah sesuai HET Rp14.000/liter.
Bahkan untuk Pulau Jawa dan Bali sudah turun menjadi Rp12.979/liter. Sedangkan di provinsi lain, harga komoditas ini menunjukkan tren penurunan dengan rincian rata-rata harga untuk wilayah Sulawesi sebesar Rp14.919/liter, Nusa Tenggara Rp16.125/liter, Maluku dan Papua Rp18.940/liter.
Per 29 Juli 2022 MGCR sudah tersedia di 18.024 pengecer mitra PUJLE yang tersebar di 271 kabupaten/kota di 27 Provinsi dengan tanda khusus/spanduk HET. Selain itu, sebanyak 91 perusahaan telah mendapatkan persetujuan penggunaan merek Minyakita dari Kemendag.
Jumlah ini akan terus bertambah karena animo perusahaan terhadap pelaksanaan program ini cukup tinggi. Kemendag juga akan memberikan insentif kuota ekspor kepada perusahaan yang melakukan pengemasan minyak goreng curah menggunakan merek Minyakita.
Selain minyak goreng curah, harga bahan pokok menurut Zulhas juga sudah mulai turun.
"Daging sapi harganya sudah turun menjadi Rp120.000/kg. Minggu lalu masih Rp130.000/kg. Komoditas lain seperti beras dan gula stabil. Jadi harga bahan pokok sudah mulai stabil," kata Zulhas.
Ia menjelaskan, penurunan harga bahan pokok turut berimbas pada terkendalinya inflasi.
"Kemarin inflasi kita tinggi. Dengan harga bapok yang turun mudah-mudahan inflasi terkendali," kata dia.
Berdasarkan pantauan, harga gula tercatat Rp13.000/kg, terigu curah Rp11.000/kg, beras medium Rp10.000/kg, beras premium kemasan Rp12.000/kg, telur ayam ras Rp27.500/kg, daging ayam ras Rp35.000/kg, bawang merah Rp40.000/kg, bawang putih kating Rp28.000/kg, cabe merah besar Rp65.000/kg, cabai merah keriting Rp70.000/kg, cabai rawit merah, serta Rp65.000/kg.
Perkembangan Harga Bapok Nasional
Kemendag melalui Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) terus memantau perkembangan harga dan ketersediaan bapok pada 216 pasar di 90 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Pada 29 Juli 2022, beberapa komoditas mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas tersebut di antaranya cabai rawit merah turun 23,50 persen menjadi Rp72.600/kg, cabai merah keriting turun 6,06 persen menjadi Rp69.800/kg, cabai merah besar turun 0,98 persen menjadi Rp70.600/kg, dan bawang merah turun 13,10 persen menjadi Rp52.400/kg.
Penurunan harga komoditas hortikultura merupakan efek dari beberapa daerah sentra di Jawa, seperti Kediri dan Blitar untuk cabai, serta Nganjuk, Demak, dan Probolinggo unutk bawang merah yang sudah mulai memasuki masa panen. Diprediksi tren penurunan masih akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Bayu Septianto