tirto.id - World Hello Day adalah hari peringatan yang tidak begitu populer dan hanya dirayakan atau bahkan disadari segelintir manusia meski tujuannya mulia: menciptakan perdamaian di muka bumi.
Pada hari itu setiap individu diharapkan mau merayakan World Hello day dengan cara menyapa setidaknya 10 orang dalam sehari lewat ucapan “Halo”. Lebih bagus lagi bila seseorang bersedia menyapa orang dari bangsa lain dengan menggunakan bahasa lokal orang yang bersangkutan. Selain lewat kata-kata, orang-orang yang merayakan World Hello Day diharapkan bersikap lebih ramah dengan menyapa orang tak dikenal lewat gestur seperti senyuman dan anggukan kepala.
“Kami ingin melakukan sesuatu yang menyadarkan masyarakat tentang betapa pentingnya komunikasi interpersonal guna menciptakan dan memelihara perdamaian,” kata Michael McCormack dalam Harvard Crimson.
Gagasan itu muncul pada 1973 saat McCormack jadi mahasiswa tingkat akhir Universitas Harvard. Kala itu ia prihatin terhadap perang Yom Kippur, pertempuran antara Israel dengan negara-negara Arab pada 6-26 Oktober 1973. Perang ini dipicu perebutan wilayah Dataran Tinggi Golan dan semenanjung Sinai.
Enam tahun sebelum Yom Kippur, Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan yang tadinya masuk dalam wilayah Suriah dan semenanjung Sinai yang menjadi bagian Mesir. Saat itu pasukan Suriah dan Mesir tak sanggup melawan tentara Israel sehingga terpaksa melepas wilayah mereka.
Pada 1973 Suriah dan Mesir—dengan dibantu beberapa negara Arab seperti Iran dan Turki—berupaya merebut kembali wilayah mereka. Serangan dilakukan pada hari Yom Kippur.
The Encyclopedia of The Jewish Religion menyebut Yom Kippur sebagai hari raya paling penting bagi umat Yahudi. Hari itu adalah hari penebusan ketika umat Yahudi diminta berpuasa sambil menambah perbuatan baik seperti bertobat, memperbanyak amal, mempelajari berbagai makna doa, dan mengaku dosa. Pada hari itu orang Yahudi juga tidak disarankan untuk melakukan banyak aktivitas.
Orang-orang Mesir dan Suriah menganggap hari itu sebagai kesempatan sempurna untuk melancarkan serangan. Mesir dan Suriah kemudian berhasil menyerang dan menguasai beberapa wilayah penting di Israel. Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Israel melakukan serangan balik yang membuat Mesir dan Suriah ciut.
Mesir akhirnya berupaya untuk membuka dialog dengan Israel dan bernegosiasi soal pembagian area semenanjung Sinai. Tapi Israel menolak upaya tersebut. History mencatat negosiasi di antara mereka baru terjadi pada 1979. Sementara bagi Suriah, Yom Kippur hanya mengakibatkan kerugian karena Israel memperluas wilayah caplokannya di Dataran Tinggi Golan.
Masih menurut catatan Harvard Crimson, di AS, McCormack sibuk mengirim surat ke berbagai pejabat negara di dunia dan meminta mereka untuk mendukung hari peringatan World Hello Day.
Ketika pertama kali dirayakan pada 21 November 1973, tepat hari ini 46 tahun lalu, ada 15 negara yang menyatakan dukungan terhadap inisiatif tersebut. Mereka bersedia mensosialisasikan tujuan World Hello Day kepada warga serta meminta mereka serentak melakukan praktik menyapa orang setiap tanggal 21 November. Sampai hari ini ada seratusan negara yang merayakan World Hello Day.
Meski demikian, gaung World Hello Day sangat kurang terdengar bahkan di negara asal. Pada Kamis (14/11/2019) lalu Tirto menghubungi Michael, seorang warga negara AS, dan menanyakan soal hari peringatan ini. Ia menyatakan belum pernah mendengar soal hari peringatan tersebut.
“Setiap hari adalah hari peringatan tertentu. Setiap orang atau institusi bisa membuat hari peringatan sendiri seperti Hari Tanpa Diabetes dan semacamnya. Tapi rasanya baik untuk diketahui bila hari peringatan tersebut berangkat dari alasan yang jelas,” tutur Michael lewat pesan singkat yang dikirim kepada Tirto.
McCormack di Tengah Gelombang Protes Antiperang
Inisiatif World Hello Day muncul di tengah kondisi kaum muda AS tengah bergelora dalam semangat aktivisme. Dekade 1960-1970-an adalah masa ketika para mahasiswa bergerak untuk memperjuangkan keadilan dan melakukan berbagai cara agar mampu menjalani hidup yang lebih baik. Saat itu salah satu hal yang diperjuangkan adalah penghentian perang.
The Peace Movement - An Anti-Establishment Movement mencatat bahwa tujuan utama peace movement adalah penghentian penggunaan senjata nuklir. Pengertian tersebut kemudian berkembang. Protes guna menuntut perdamaian dipandang sebagai reaksi publik terhadap militer. “Aksi damai adalah gerakan akar rumput yang mengekspresikan reaksi dari ‘bawah’.”
Protes dan gerakan anti-peperangan muncul pada 1960-an kala AS terlibat dalam Perang Vietnam. Pada masa itu muncul berbagai kolektif kaum muda yang bertujuan menyuarakan damai dan menghentikan peperangan yang menurut mereka tidak akan menyelesaikan masalah.
Salah satu contohnya adalah kaum Hippie. Subkultur yang muncul di AS pada 1960-an ini diinisiasi mahasiswa kelas menengah di AS. Ide membentuk gerakan muncul lantaran si penggagas muak melihat kelakukan pemerintah AS yang dinilai penuh intrik dan kekerasan. Mereka pun hendak melawan hal tersebut dengan menciptakan gaya hidup baru yang berlandaskan damai tanpa kekerasan.
Mereka sempat turun ke jalan untuk berdemo menyuarakan perdamaian dalam March on The Pentagon, salah satu demonstrasi terbesar di AS terkait keterlibatan dalam Perang Vietnam.
Time melaporkan bahwa sepanjang akhir 1960-an area gedung putih dipenuhi berbagai poster antiperang seperti “Stop The War”, “We Mourn Our Soldiers, They Are Dying in Vain”. Poster tersebut menandakan bahwa pada masa itu perhatian kaum muda tertuju pada gerakan perdamaian.
Jenis protes tersebut masih berlangsung memasuki dekade 1970-an. Atlantic mencatat bahwa pada 1970 protes antiperang masih terus terjadi di AS. Pergantian presiden dan keputusan Richard Nixon untuk menarik mundur pasukan AS di Vietnam tetap belum mampu meredam gelombang protes antiperang.
Terlebih pada tahun tersebut terjadi pembunuhan terhadap empat demonstran oleh aparat. Hal itu menyebabkan protes semakin membara. Para mahasiswa konsisten berdemo selama dua minggu berturut-turut dan menduduki beberapa kantor pemerintahan.
Pada 1973 Nixon akhirnya menandatangani dokumen perdamaian Paris Peace Accords. Penandatanganan perjanjian tersebut menandakan berakhirnya keterlibatan AS dalam Perang Vietnam. Bentuk protes antiperang pun berganti. Institusi seperti Coalition to Stop Funding the War yang bertujuan untuk mencegah aliran dana dari AS untuk peperangan di Vietnam pun muncul.
Ketika protes perang mulai mereda, paruh kedua 1970-an diisi protes-protes terhadap isu lingkungan dan feminisme. Para aktivis disebut sebagai orang-orang yang menciptakan ‘gerakan alternatif’ karena mereka tidak hanya protes melainkan juga mencoba memberi solusi. Misal: protes dalam isu lingkungan dibarengi dengan aksi pemanfaatan energi matahari, agrikultur organik, dan pembangkit tenaga angin.
McCormack dan inisiatif World Hello Day adalah pemanis dari gerakan-gerakan aktivisme yang muncul pada dekade tersebut.
Editor: Ivan Aulia Ahsan