tirto.id - PT Wijaya Karya (WIKA) berencana tetap menggarap bisnis jasa konstruksi di sektor infrastruktur meskipun perusahaan plat merah itu tergabung dalam Holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan.
Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan sektor infrastruktur masih menjadi lahan bisnis perusahaannya di masa mendatang. Dia pun menegaskan bisnis perusahaannya akan tetap berjalan seperti biasa meski WIKA bergabung dalam Holding BUMN Perumahan.
“WIKA itu belajar konstruksi infrastruktur sudah 59 tahun, belajar bangun pembangkit, bikin jembatan dan lain sebagainya. Jadi tidak ada yang ditinggalkan,” kata Tumiyana dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (28/01/2019).
Seperti diketahui, pemerintah saat ini sedang menggodok pendirian Holding BUMN Perumahan. Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) akan berperan sebagai induk dari holding itu.
Sementara Wijaya Karya bersama PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Virama Karya, PT Amarta Karya, PT Indah Karya dan PT Bina Karya akan menjadi anggota dari Holding BUMN Perumahan.
Sektor infrastruktur selama ini memang menjadi penyumbang terbesar pendapatan Wijaya Karya. Sektor infrastruktur dan gedung menyumbang Rp14,15 triliun atau 67 persen dari total pendapatan Wijaya Karya pada kuartal III/2018 yang sebesar Rp21 triliun.
Sedangkan sisanya, pendapatan dari energi dan industrial plant menyumbang Rp3,72 triliun, industri sebesar Rp2,46 triliun. Sumbangan paling kecil bagi pendapat WIKA berasal dari sektor properti yakni sebesar Rp659 miliar.
Di sisi lain, pemerintah juga membentuk Holding BUMN Infrastruktur, dengan PT Hutama Karya sebagai induk holding.
Sejumlah anggota Holding BUMN ini antara lain PT Jasa Marga Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, PT Yodya Karya dan PT Indra Karya.
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Addi M Idhom