Menuju konten utama

Waspada Gejala Varian Arcturus, Dinkes DKI: Mata Merah & Belekan

Gejala baru Arcturus yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah dan peningkatan kotoran mata.

Waspada Gejala Varian Arcturus, Dinkes DKI: Mata Merah & Belekan
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Indonesia melaporkan dua kasus konfirmasi COVID-19 varian Arcturus atau subvarian Omicron XBB.1.16, yang diduga menjadi pemicu peningkatan kasus di sejumlah negara. Dua kasus ini terdeteksi di DKI Jakarta dari sampel yang diuji bulan ini.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama, menyampaikan bahwa masyarakat diimbau waspada terhadap gejala yang disebut disebabkan oleh varian Arcturus.

“Dari data di India, varian Arcturus yang masih merupakan turunan Omicron ini disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah dan peningkatan kotoran mata,” ujar Ngabila melalui pesan singkat, Jumat (14/4/2023).

Ngabila melaporkan bahwa dua pasien kasus varian Arcturus di DKI Jakarta tidak mengalami gejala mata merah. “Tapi ada beberapa pasien covid-19 perawatan di rumah sakit yang mengalami gejala mata merah. Sedang kami proses pemeriksaan genome sequencing,” lanjut Ngabila.

Menurut data yang diberikan Ngabila, kedua pasien tersebut sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster). Pasien pertama, L (56), disebut habis melakukan perjalanan ke luar negeri dari India dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

Sementara pasien kedua, P (30), tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri dan sempat dirawat di rumah sakit selama enam hari. Kedua pasien kasus varian Arcturus ini disebut Ngabila sudah sembuh. Keduanya dilaporkan mengalami sejumlah gejala alami seperti batuk kencang dan mengalami radang paru (pneumonia).

“Masyarakat yang memiliki gejala covid-19 seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat dan sulit mencium bau, demam, mual dan muntah, disarankan memeriksakan ke puskesmas kecamatan terdekat di DKI Jakarta gratis,” ujar Ngabila.

Ia meminta masyarakat untuk tidak panik apapun varian COVID-19 yang tengah terjadi di Indonesia. Masyarakat diminta menerapkan pola hidup sehat dan vaksinasi untuk mencegah penularan dan keparahan.

“Cegah kematian dan perawatan rumah sakit dengan lengkapi vaksinasi. Usia 12-17 tahun lengkapi dua kali vaksinasi dengan Pfizer. Untuk usia 18 tahun ke atas vaksinasi 4 kali (dosis) bisa dengan Pfizer/Indovac/Inavac,” ujar Ngabila.

Baca juga artikel terkait ARCTURUS atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri