tirto.id - Antusiasme warga Jakarta terhadap proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome – Manggarai semakin meningkat. Banyak warga yang berharap dengan beroperasinya LRT Jakarta Fase 1B ini dapat menjadi alternatif yang menarik untuk mobilitas warga Jakarta.
Saat ini masyarakat banyak yang sudah mulai beralih ke angkutan umum, menurut data Badan Pusat Statistika (BPS) DKI Jakarta, Pada Januari 2024, jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta mencapai 34.175.182 penumpang. Jumlah ini naik 23,76% dibandingkan Januari 2023.
"Saya sering menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja, dan banyak sekali waktu saya yang terbuang di jalan. Saya berharap dengan adanya LRT Jakarta Fase 1B, waktu tempuh saya pergi ke kantor bisa lebih singkat," ujar Lukman, seorang pekerja kantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.
Sementara itu PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro), bersama dengan PT Waskita- Nindya Karya-LRS KSO pada pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome – Manggarai) terus mencatatkan perkembangan positif, per 10 Desember 2024 perkembangan pembangunan sudah mencapai 39,83%.
Adapun perkembangan pekerjaan yang sudah dicatatkan pada Zona 1 adalah, penyelesaian 1,29 rail dan 3rd rail, pekerjaan arsitektural (lantai, dinding, fasad) dan pembangunan linkway pada Stasiun Rawamangun. Sedangkan pada Zona 2 adalah balok girder yang sudah tersambung yakni sebanyak 10 span di area Jalan Tambak.
Prasetyo Rianda Mulyo, selaku Plt Project Director LRT Jakarta Fase 1B mengungkapkan optimismenya. "Saat ini kami terus melakukan akselarasi, khususnya pada area zona 2 di Jalan Pramuka Raya, Matraman, dan area Manggarai sudah dimulai. Harapan kami nantinya LRT Jakarta Fase 1B ini selain dapat mengurangi kemacetan, juga akan menjadi moda transportasi yang modern dan nyaman," jelasnya.
Proyek LRT Jakarta Fase 1B, dengan panjang lintasan 6,4 kilometer yang mencakup 5 stasiun (Velodrome, Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai), juga mendukung integrasi antarmoda di Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral.
Jakpro juga mengoptimalkan teknologi Building Information Modelling (BIM) untuk memantau progres pembangunan. Teknologi ini memungkinkan deteksi dini atas ketidaksesuaian kualitas dan desain, serta berfungsi sebagai bank data untuk seluruh proyek LRT Jakarta Fase 1B.