tirto.id - Kepala badan kepolisian Uni Eropa (Europol) mengatakan serangan siber Ransomware telah menimpa 200.000 korban yang tersebar pada sekitar 150 negara. Mereka juga menyebutkan, jumlah itu dapat bertambah ketika para pegawai mulai kembali bekerja pada Senin (15/5/2017) waktu setempat.
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta untuk menciptakan antivirus guna mengantisipasi serangan dunia maya penyebaran virus Ransomware WannaCry yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia.
"Sama seperti orang sakit, ada virus ya pakailah antivirus. Itu saja," kata Wapres di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (15/5).
Wapres juga mengaku telah berbicara dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara terkait serangan dunia maya tersebut.
"Sistemnya saya dengar cabut dulu kabelnya, saya diajar tadi oleh Pak Menkominfo. Cabut kabelnya baru pasang back up-nya dan lain-lain," kata Wapres.
Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (14/5), mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dalam mengatasi penyebaran serangan virus tersebut.
"Langkah teknis bagi orang IT sudah kita siapkan, juga sudah siapkan tim yang dikoordinasikan oleh ID SIRTII dan Kementerian Kominfo, namanya siapa, nomor teleponnya berapa, kalau diperlukan nanti konsultasi. Jadi kepada siapa pun, kepada kementerian, swasta yang mempunyai sistem IT di perusahaanya tidak usah panik," katanya.
Serangan virus itu juga menyerang Indonesia, salah satunya adalah Rumah Sakit Dharmais. Virus tersebut di dunia, dilaporkan tidak hanya menyerang rumah sakit, namun juga sejumlah perusahaan swasta.
Update terbaru menurut staf Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) Adi Jaelani mengatakan bahwa virus Ransomware WannaCry saat ini menyerang sistem server dan operasi Windows 8 ke bawah atau versi 2008 ke bawah yang belum melakukan update terbaru untuk menambal (patch) celah keamanan.
"Tapi yang jelas sistem yang rentan tersebut 'patchingnya' (menambal atau mengamankan) sudah ada dua bulan lalu, dua bulan lalu patching-nya sudah ada, kalau adminnya melakukan patching aman, ini terkait adminnya yang mengaktifkan patching, dia rajin atau tidak untuk update," kata Adi Jaelani.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto