Menuju konten utama

WALHI Sebut Ada 765 Titik Kebakaran Hutan Berada di Lahan Korporasi

Wahyu mengatakan, 765 titik api di antaranya berada di area lahan konsesi korporasi.

WALHI Sebut Ada 765 Titik Kebakaran Hutan Berada di Lahan Korporasi
Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Karya Indah berusaha memadamkan kobaran api yang membakar semak belukar ketika terjadi kebakaran lahan di Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (10/8/2018). ANTARA FOTO/Rony Muharrman

tirto.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menemukan 3.578 titik api yang tersebar di pulau Sumatera dan Kalimantan sepanjang 1 Januari-25 Agustus lalu.

Manajer Kampanye Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial WALHI Wahyu A. Pradana mengatakan, dari angka tersebut, 765 titik api di antaranya berada di area lahan konsesi korporasi.

Overlay (penggabungan peta) sebaran titik api di Kalimantan dan Sumatera itu bersumber dari Citra Modis C6 dengan tingkat kepercayaan 80-100 persen serta Peta Provinsi di badan geospasial.

Berdasarkan temuan ini, kata dia, terbukti bahwa usaha penegakan hukum terhadap korporasi penyebab kebakaran hutan belum efektif.

"Karena itu lah, kami meminta pemerintah membuka ke publik lahan-lahan konsesi mana sana yang terbakar dan siapa yang bertanggung jawab," ujarnya kepada Tirto, Minggu (28/8/2018).

Menurut dia, upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam penegakan hukum kepada korporasi penyebab kebakaran juga masih jauh dari yang diharapkan. Sebab, kata dia, ada beberapa titik api yang muncul di kawasan-kawasan konsesi yang sebelumnya pernah mengalami kebakaran.

Menurut Wahyu, ada dua hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tak kunjung selesai di Indonesia.

Pertama, menghentikan konversi dari kawasan gambut menjadi perkebunan dan konsesi Kehutanan. Dan kedua, melakukan review izin kawasan-kawasan konsesi yang kini dikuasai korporasi.

"Kawasan gambut yang belum masuk konsesi seharusnya itu diambil dan dikelola oleh negara," tuturnya.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN HUTAN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto