Menuju konten utama

Waktu Tepat Mengenalkan Ponsel atau Gadget ke Anak Menurut Psikolog

Kapan waktu yang tepat mengenalkan HP, ponsel, atau gawai ke anak untuk pertama kali?

Waktu Tepat Mengenalkan Ponsel atau Gadget ke Anak Menurut Psikolog
ilustrasi anak main handphone.foto/shutterstock

tirto.id - Kapan waktu yang tepat mengenalkan HP, ponsel, atau gawai ke anak untuk pertama kali? Psikolog lulusan Universitas Indonesia Saskhya Aulia Prima mengatakan waktu yang tepat untuk mengenalkan gawai kepada anak-anak adalah ketika usia si buah hati menginjak 18 bulan atau memasuki fase usia menuju dua tahun.

"Pastikan mengenalkan gadget ke anak lewat interaksi langsung. Karena, di usia itu anak memang sedang membutuhkan interaksi," kata Sashkhya sebagaimana dikutip dari Antara.

Alasan utama gawai boleh diperkenalkan kepada anak sejak usia menginjak 18 bulan karena saat itu fungsi otak anak baru mulai bekerja secara aktif.

Pertumbuhannya pun masih lambat sehingga saat mengenalkan gawai kepada anak tetap dibutuhkan interaksi agar anak mampu mencerna peristiwa itu.

"Cara paling mudah mengenalkan gadget atau ruang digital kepada anak lewat video call karena di situ juga ada interaksi dan anak bisa melihat bentuk komunikasi langsung lewat itu," kata wanita yang mendirikan tempat konsultasi psikologi Tiga Generasi itu.

Hal serupa juga perlu diterapkan pada konten di ruang digital yang akan dikonsumsi oleh anak, pastikan orang tua memilih konten yang mengandung interaksi bagi buah hati.

Carikan interaksi yang memiliki ritme cukup lambat dan bahasa yang mudah dimengerti oleh si kecil.

"Kalau bisa cari konten yang dari satu adegan ke adegan lainnya itu ritmenya lambat, jadi dia bisa konsentrasi memahami interaksi, jadi anak juga bisa perlahan- lahan memahaminya," kata Sashkya.

Anda bisa memperpanjang waktu mengakses gawai ataupun konten di ruang virtual mengikuti pertumbuhan usia anak.

Misalnya untuk anak usia tiga tahun mulai bisa mengakses gawai sekitar 30 menit, lalu menginjak usia lima tahun sekitar satu jam, menginjak usia delapan tahun anak bisa mengaksesnya dengan waktu yang lebih lama disesuaikan dengan kegiatannya termasuk bersekolah.

Terakhir, orang tua juga sebisa mungkin memberikan contoh penggunaan gawai yang baik dengan membatasi diri menggunakan perangkat elektronik itu di depan buah hati.

"Misalnya orang tua harus menahan diri tidak pakai ponsel ketika makan di meja makan atau sebelum tidur sehingga anak pun bisa mengontrol diri dan mengikuti jejak orang tuanya," tutup Sashkya.

Yang Harus Dilakukan Orang Tua Sebelum Berikan Ponsel ke Anak

Berikut beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan orang tua dan persiapan sebelum memberi si anak izin memiliki ponsel pintar.

Rasa tanggung jawab anak terhadap kepemilikannya

Orang tua sebaiknya mempertimbangkan apakah anak sudah cukup bertanggung jawab terhadap barang-barang yang ia miliki. Apakah ia sudah mengerti arti uang, memahami nilai data internet, dan menjaga baik-baik kepemilikannya, atau si anak masih sering serampangan memberlakukan kepemilikannya.

Jangan-jangan ia masih sering teledor. Misalnya, meninggalkan barang yang dimilikinya di sekolah atau kendaraan umum. Jika hal-hal seperti itu masih terjadi maka si anak belum layak mempunyai ponsel pintar sendiri.

Batasi waktu penggunaan ponsel

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa bayi dan anak-anak berusia satu tahun, serta yang berusia 2-5 tahun harus dibatasi satu jam meliat layar (screen time) per hari. Semakin sedikit waktu yang diberikan untuk memainkan ponsel, dianggap semakin baik.

Rekomendasi lain yang disampaikan WHO adalah:

  • Bayi yang kurang dari satu tahun: maksimal 30 menit,
  • Balita usia 1-2 tahun: maksimal menatap gawai, gadget, ataupun televisi adalah satu jam, kurang dari itu lebih baik.
  • Balita usia 3-4 tahun: maksimal menatap gawai, gadget, ataupun televisi adalah satu jam.

Pengawasan orang tua

Jika orang tua memutuskan untuk memberikan ponsel kepada anak, pastikan ia diawasi baik-baik. Di gawai pintar, terdapat pengaturan untuk pengawasan orang tua, demikian juga YouTube for Kids, untuk konten video ramah anak. Pelbagai aplikasi dan media lain yang terhubung dengan internet juga sudah mengatur setelan yang ramah anak.

Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memanfaatkan sumber daya itu untuk mengawasi anaknya jika diberi ponsel. Jangan sampai anak-anak kelewatan dalam memakai ponsel pintar sehingga perkembangan kognitif atau sosialnya malah terganggu.

Beri teladan penggunaan ponsel yang baik

Akan sulit untuk memberi tahu anak mengenai penggunaan ponsel yang baik jika orang tua malah melanggarnya. Misalnya, orang tua perlu memberi contoh untuk tidak menggunakan ponsel selama makan dan meletakkan gawai ketika akan tidur.

Laman Harvard menuliskan anak akan meniru perilaku orang tua, lebih daripada mendengarkan nasihat mereka. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memberi teladan soal penggunaan gawai dan mengajak anak untuk menerapkan hal yang sama, alih-alih hanya mendikte mereka untuk mengikuti perintah dan saran dari orang dewasa.

Baca juga artikel terkait PONSEL atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yantina Debora