tirto.id - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid berharap masyarakat membawa makna perayaan Idulfitri ke dalam dunia politik terutama dalam pelaksanaan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Menurut dia, pemahaman bahwa semua manusia bersaudara dan saling memaafkan harus dijaga agar pilkada dan pemilu tak diwarnai konflik.
"Kesadaran semacam ini penting untuk dikapitalisasi, sehingga nanti 27 Juni [hari pemungutan suara] menyelenggarakan pilkada tingkat nasional, kemudian tahun depan ada pileg dan pilpres, kita mempunyai bekal sosial dan spiritual bahwa kita bersaudara," kata Hidayat di kediamannya, Jakarta, Sabtu (16/6/2018).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mencontohkan, ada banyak perbedaan selama Ramadan di kalangan umat Islam dalam melaksanakan ibadah seperti salat tarawih hingga cara menunaikan zakat.
Hidayat berkata, ada umat Islam yang menunaikan salat tarawih beserta witir 23 dan 11 rakaat. Banyak juga warga yang memilih penyaluran zakat dengan uang atau barang. Akan tetapi, perbedaan itu tak menghalangi umat Islam menjalani puasa hingga Idulfitri.
"Karenanya, bawalah kesadaran ini dalam dunia politik. Ketika anda nanti masuk pilkada, pilihan kita boleh berbeda tapi tidak harus konflik, tidak harus saling menegasikan apalagi menyebarkan hoaks, saling bermusuhan," kata Hidayat.
Politikus asal Klaten itu juga meminta tak ada praktik politik uang, fitnah, atau manipulasi data yang dilakukan jelang hari pemungutan suara Pilkada 2018. Menurutnya, perbuatan-perbuatan itu bertentangan dengan prinsip idulfitri: kembali ke fitrah.
"Karena kita sudah saling memaafkan, dan jangan mengulangi tindakan-tindakan yang bisa mencoreng pilkada, pileg, dan pilpres," ujar Hidayat.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto