Menuju konten utama

Wakapolri Kirim Tim untuk Amankan Buaya di Dermaga Pondok Dayung

Wakapolri Komjen Syafruddin telah menugaskan tim untuk mengamankan buaya di Dermaga Pondok Dayung.

Wakapolri Kirim Tim untuk Amankan Buaya di Dermaga Pondok Dayung
Ilustrasi. Seekor buaya liar yang terjerat sampah ban bekas sepeda motor kembali muncul di permukaan sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (30/10/2017). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

tirto.id - Seekor buaya tertangkap oleh kamera warga di kawasan Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Kamis (16/6/2018) lalu.

Meski tidak berada di area rekreasi, polisi mengkhawatirkan buaya tersebut pergi ke laut lepas, dan tak menutup kemungkinan mencapai Pantai Ancol, salah satu tempat rekreasi sekaligus venue jetski Asian Games 2018.

Hal ini dikatakan oleh Wakapolri Komjen Syafruddin di kawasan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan. Syafruddin menegaskan, sampai sekarang buaya tersebut belum menimbulkan gangguan. Namun, ia sudah mengirim tim agar keamanan lebih terjaga.

"Saya tugaskan tim untuk datang ke sekitar venue di sekitar Ancol. Di sana ada jetski dan layar, koordinasi mereka dengan aparat terlibat ya supaya pastikan atlet kita dalam berlatih aman," ucapnya hari Minggu (17/6/2018).

Sampai sekarang, Syafruddin mengaku belum mendapat kondisi terkini tentang keberadaan buaya tersebut. Komando Pasukan Katak dari TNI AL dan Direktorat Polisi Air dan Udara sedang mengejar buaya tersebut. Perkembangan terakhir, buaya tersebut ditembak oleh petugas, tetapi masih hidup.

Polisi Air dan Udara pagi tadi juga melakukan upaya patroli untuk mengantisipasi buaya pergi ke area rekreasi atau pemukiman. Meski tempatnya cukup berjarak, Kepala Seksi Pertolongan dan Penyelamatan Korpolairud Kompol Faried mengatakan patroli diperlukan untuk menekan rasa cemas warga.

"Memang belum ada laporan terlihat di Ancol. Tapi ini jadi viral kan. Kami lakukan patroli agar warga tidak cemas," tegasnya pada tirto hari Sabtu (16/6/2018).

Aksi aparat yang menembak buaya ini mendapat kecaman dari para aktivis, salah satunya Singky Soewadji. Menurutnya, seluruh hewan mempunyai hak untuk hidup dan dilindungi. Buaya, khususnya, tidak boleh ditembak, meskipun oleh TNI.

“Berbahaya atau tidak itu enggak bisa dibunuh. Dan saya ga ngerti. Tidak ada alasannya dia dieksekusi kecuali dia sudah sakit dan sudah menyusahkan dia [hewannya]. Itu pun pakai aturan,” katanya pada Tirto hari Sabtu (16/6/2018).

Baca juga artikel terkait HEWAN DILINDUNGI atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo