Menuju konten utama
Pilpres 2024

Voxpol: "Endorsement" Jokowi Tak Pengaruhi Pilihan Pemilih

Karakter pemilih muda di Pemilu 2024 sangat rasional dan tidak mudah goyah dengan adanya endorsement politik Jokowi kepada kandidat tertentu.

Voxpol:
Presiden Joko Widodo hadir di acara puncak Musra relawan Jokowi yang digelar di Gedung Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023). (Tirto.id/Andrian Pratama Taher)

tirto.id - Analis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebut dukungan Presiden Jokowi terhadap kandidat tertentu dalam Pemilu 2024 tak banyak mempengaruhi pemilih.

"Upaya presiden Jokowi untuk memberikan pesan dan dukungan politik terhadap kandidat tertentu sejauh ini pengaruhnya terbilang rendah," kata Pangi dalam keterangannya, Kamis, 18 Mei 2023.

Hal tersebut, kata Pangi, tergambar dari data survei yang dilakukan oleh Voxpol Center Research and Consulting pada November 2022 yang menunjukkan hanya 25% pemilih yang mengaku pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan yang diberikan oleh presiden Jokowi.

"Sisanya mayoritas publik 65,7% tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi terhadap keputusan rakyat dalam memilih dan 9,3% tidak menjawab," ungkap Pangi.

"Itu artinya, arah dukungan (endorse) presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk mengiring pemilih kepada kandidat tertentu," imbuhnya.

Pangi menyebut, justru dukungan tersebut memberikan kesan terhadap publik bahwa presiden tampaknya ingin memaksakan pesan seolah-olah kriteria capres atau cawapres pilihannya yang real selera rakyat walaupun kenyataannya berbeda.

"Presiden yang sedang berkuasa enggak bisa membuldoser jeroan kehendak rakyat. Jangan sampai seolah-olah suara presiden adalah representasi suara rakyat, kedaulatan tetap berada di tangan rakyat bukan kedaulatan berada di tangan Presiden Jokowi," tegas Pangi.

Pangi juga menyebut Gen Z dan milenial yang persentasenya mencapai 60 persen, tidak mudah terpengaruh oleh tokoh berpengaruh termasuk presiden sekalipun. Mereka relatif punya preferensi politik yang cukup memadai dan punya banyak kanal informasi sehingga keputusan politik mereka benar-benar otonom alias tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun.

"Perilaku pemilih yang masuk kategorisasi pemilih yang sangat rasional, psikologis, kritis, integritas, memperhatikan rekam jejak, basis kinerja dan prestasi dan kompetensi kapasitas kandidat pemimpin yang bakal mereka putuskan untuk dipilih," terang Pangi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku telah mendengar nama kandidat kuat bakal capres-cawapres hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang diselenggarakan relawan Jokowi. Meski demikian, Jokowi belum membuka amplop hasil Musra yang diserahkan ke dirinya tersebut.

"Saya ini mendengar, tapi saya ingin resmi tadi disampaikan oleh Pak Panel Barus itu resmi, belum saya buka. Belum saya buka," kata Jokowi di acara Musra, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023) lalu.

Jokowi mengaku dirinya lebih memilih menunggu proses politik pembentukan koalisi selesai.

"Jadi saya terus terang ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres-cawapresnya seperti apa, kemudian dari yang disampaikan oleh tadi Pak Panel Barus saya akan …," ujar Jokowi tidak menyelesaikan pernyataannya sambil mengayunkan tangan kepada relawan.

Jokowi menegaskan dirinya meminta semua relawan untuk tidak gegabah. Akan tetapi, ia menjamin bahwa hasil aspirasi itu penting karena dari rakyat.

"Jangan tergesa-gesa, jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepetan karena Belanda masih jauh. Ini sekali lagi saya sangat menghargai apa yang sudah dilakukan oleh Musra dalam menjaring nama-nama yang diinginkan oleh rakyat kita," tutur Jokowi.

Baca juga artikel terkait ENDORSE POLITIK atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Politik
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky