tirto.id - Penyebaran virus corona yang semakin luas terus menekan pasar saham dan valas. Investor khawatir virus corona akan mengganggu perdagangan internasional dan rantai pasokan dunia.
Pada perdagangan Jumat (27/2/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 82,99 poin (1,5%) ke level 5.452,7.
IHSG terus bergerak melemah sejak awal pekan. Pada Senin (24/2), IHSG tercatat ditutup di level 5.807,05. Setelah itu, IHSG terus menurun, sejalan dengan penurunan bursa-bursa dunia, merespons semakin ganasnya penyebaran virus corona.
“Sentimen pelemahan indeks masih sama seperti sebelumnya, tentang makin maraknya penyebaran virus corona di luar Cina,” kata analis Indopremier Sekuritas, seperti dilansir dari Antara.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan anjloknya IHSG seiring dengan bursa saham global yang mengalami koreksi.
“Pelemahan IHSG beberapa hari ini sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia yang dilatarbelakangi oleh sentimen negatif penyebaran virus Corona yang semakin meluas ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat," kata Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot dalam keterangannya, seperti dilansir dari Antara.
Sekar menuturkan, OJK akan memperhatikan secara ketat perkembangan dan dinamika pasar saham baik global, regional maupun domestik.OJK juga akan terus berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan.
Reuters mencatat pergerakan saham-saham selama pekan ini merupakan yang terburuk sejak krisis finansial pada global 2008. Bursa-bursa Asia juga melemah, mengikuti jejak Wall Street. Indeks S&P 500 tercatat turun lebih dari 4% pada Kamis. S&P 500 telah turun hingga 10% sejak titik puncak pada 19 Februari lalu.
“Virus corona sekarang seperti sebuah pandemik. Pasar sebenarnya bisa mengatasinya bahkan jika ada risiko besar, asalkan kita bisa melihat bagaimana akhirnya,” kata Norihiro Fujito, chief investment strategis Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, seperti dilansir dari Reuters.
Namun, ia melihat kondisi saat ini, tidak ada seorang pun yang bisa memastikan kapan hal ini bisa berakhir.
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti