tirto.id - Virus corona yang menyebar di Cina telah menewaskan tiga orang dan membuat 200 orang jatuh sakit hingga Selasa (21/1/2020), menurut laporan CNN.com.
Seorang pakar yang ditunjuk pemerintah Cina mengatakan, virus ini dapat menular lewat manusia dan dikhawatirkan menjadi epidemi atau wabah karena jutaan orang akan melakukan perjalanan atau mudik dalam rangka Tahun Baru Cina.
Zhong Nanshan, kepala tim yang dibentuk oleh Komisi Kesehatan Nasional Cina untuk menyelidiki virus corona, mengkonfirmasi setidaknya dua orang telah tertular virus ini, dan staf medis juga telah terinfeksi.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan, virus corona diduga berasal dari pasar makanan laut di kota Wuhan, Cina tengah dan ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, setidaknya dua orang telah terinfeksi dalam beberapa hari terakhir, meskipun tinggal ratusan mil dari Wuhan.
"Kasus-kasus saat ini menunjukkan pasti ada penularan dari manusia ke manusia," kata Zhong kepada CCTV (China Central Television) milik pemerintah Cina. Ia menjelaskan, dua orang di Provinsi Guangdong Cina terinfeksi oleh anggota keluarga yang baru saja kembali dari Wuhan.
Wall Street Journal mewartakan, seorang pejabat kesehatan terkemuka Cina menyebut ia khawatir virus corona dapat menyebar dengan sangat cepat karena jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat tiga kali lipat pada hari Senin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus berencana mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (22/1/2020) untuk menentukan apakah corona ditetapkan wabah darurat yang menjadi perhatian internasional.
Jika ditetapkan sebagai wabah darurat, WHO akan memobilisasi sumber daya untuk mencegah dan memerangi penyebaran virus corona ke negara lain. WHO mengatakan pada Senin, "beberapa penularan corona dari manusia ke manusia terjadi karena kontak dekat."
Virus corona umumnya menginfeksi mamalia, termasuk babi dan kucing, tetapi dapat menular dari hewan ke manusia. Virus corona juga dapat menular dari satu manusia ke manusia lainnya.
Beberapa pasien mengatakan mereka tidak mengunjungi pasar dan hanya melakukan kontak dengan orang-orang di Wuhan. Pasar Wuhan dekat dengan stasiun kereta api utama, pusat perjalanan penting di ibu kota negara.
Zhong Nanshan mendesak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus ini, dalam wawancara langsung di stasiun televisi CCTV, Senin. Ia mengingatkan risiko penularan virus dari manusia ke manusia.
"Saat ini adalah saat di mana kita harus meningkatkan kewaspadaan," kata Dr. Zhong.
Zhong telah dikenal sebagai ahli sejak dua dekade lalu sebagai pakar yang ditunjuk pemerintah China untuk memerangi sindrom pernapasan akut, atau SARS. Dalam wabah itu, virus corona yang sama menewaskan 774 orang setelah kemunculannya di Cina selatan pada akhir 2002.
Pencegahan Virus Corona
Wabah virus corona ini muncul bulan lalu di Wuhan, kota terbesar di Cina tengah dan pusat transportasi utama. Pejabat di Cina telah menghubungkan infeksi virus dengan pasar makanan laut dan margasatwa Wuhan, yang telah ditutup sejak 1 Januari untuk mencegah penyebaran penyakit.
Ilmuwan Cina pada 8 Januari mengidentifikasi patogen sebagai jenis baru virus corona, dalam keluarga yang sama dengan sindrom pernapasan akut yang mematikan (SARS). Sementara virus baru ini belum menunjukkan tingkat kematian seperti SARS, sehingga studi baru oleh Imperial College London menunjukkan infeksi ini mungkin diremehkan.
"Pendeteksian tiga kasus di luar Cina mengkhawatirkan. Kami menghitung, berdasarkan data penerbangan dan populasi, hanya ada satu dari 574 peluang seseorang yang terinfeksi di Wuhan akan bepergian ke luar negeri sebelum mereka mencari perawatan medis. Ini berarti mungkin ada sudah ada lebih dari 1.700 kasus di Wuhan sejauh ini," kata seorang ilmuwan wabah penyakit dari Imperial College London, Neil Ferguson kepada CNN.com.
Pada Jumat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengumumkan tiga bandara AS - di New York, San Francisco dan Los Angeles - akan mulai menyaring penumpang yang datang dari Wuhan untuk memeriksa tanda-tanda virus baru, mengikuti langkah-langkah serupa yang diambil oleh pemerintah di Asia.
Di Wuhan, termometer inframerah telah dipasang di bandara, stasiun kereta, terminal, dan dermaga untuk mengukur suhu penumpang yang meninggalkan kota sejak 14 Januari, kata Chen Xiexin, wakil walikota Wuhan, seperti dikutip oleh media pemerintah Cina.
Editor: Agung DH