Menuju konten utama

Venezuela Klaim Gagalkan Upaya Kudeta Militer di Valencia

Aparat keamanan Venezuela mengklaim telah berhasil memadamkan pemberontakan militer di Valencia yang berusaha mengguncang pemerintahan Nicolas Maduro.

Venezuela Klaim Gagalkan Upaya Kudeta Militer di Valencia
Aparat keamanan anti kerusuhan membidik senjatanya saat terjadi aksi mogok memprotes pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Karakas, Venezuela, Kamis (27/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino.

tirto.id - Pihak berwenang di Venezuela telah menggagalkan upaya pemberontakan militer dekat kota Valencia, di bagian tengah negara itu, kata seorang pejabat pemerintah pada Minggu (6/8/2017).

Pemberontakan itu terjadi kurang dari dua hari setelah Presiden Nicolas Maduro membentuk sebuah lembaga legislatif yang super sebagai bentuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan.

Pejabat dari Partai Sosialis Diosdado Cabello membuat pengumuman itu beberapa saat setelah penyiaran sebuah video yang memperlihatkan sekelompok orang berseragam militer mengumumkan pemberontakan dan menyerukan perlawanan di berbagai wilayah. Tetapi wilayah-wilayah lain di Venezuela tampak tenang, begitu pun suasana di ibu kota Caracas masih tampak tenang pada Minggu pagi.

Berbicara di program televisi mingguannya, Maduro mengatakan bahwa tentara yang setia "menanggapi dengan senapan serbu di tanah air", menewaskan dua penyerang dan melukai yang lain. Tujuh pelaku lainnya ditangkap dan 10 orang lolos, katanya, menambahkan: "Mereka (militer) masih aktif melakukan pencarian."

Rekaman langsung dari bangunan tempat tinggal yang menghadap pangkalan militer Paramacay di Valencia menunjukkan bahwa helikopter militer dan sipil terbang di atas area hutan hampir sepanjang pagi. Dari pemberontak yang tidak melarikan diri, menurut Maduro, hanya satu yang merupakan perwira militer yang telah dikeluarkan beberapa bulan yang lalu.

Jenderal Suárez Chourio, kepala militer, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa penyerang telah "ditahan dan dikalahkan" dan bahwa "perdamaian telah menang".

Seorang saksi mata di kawasan itu, dimana terdapat sebuah pangkalan militer di kota Naguangua, melaporkan dia mendengar tembakan-tembakan sebelum fajar, tetapi Cabello menyatakan situasi telah terkendali. Para pejabat mengatakan pemberontak-pemberontak, yang mereka sebut sebagai teroris, berusaha mencuri senjata dan tujuh orang ditahan setelah serangan atas pangkalan tersebut.

Kementerian Pertahanan tidak segera menanggapi untuk memberikan komentar terhadap hal ini. Tetapi para sekutu pemerintah bereaksi cepat mengutuk serangan itu sebagai persekongkolan sayap kanan yang bertujuan menjatuhkan "revolusi Bolivaria" yang dimulai hampir 20 tahun lalu oleh mendiang Hugo Chavez dan dilanjutkan oleh pengikutnya Maduro.

"Serangan-serangan ini direncanakan oleh pikiran yang mengigau di Miami, hanya memperkuat moral pasukan bersenjata kami dan rakyat Bolivaria," kata Elias Jaua, pejabat Partai Sosialis, dalam kicauannya.

Pada Jumat, para sekutu pemerintah melantik lembaga legislatif baru yang super. Oposisi Venezuela dan pemimpin dunia mengutuknya sebagai cengkeraman kekuasaan oleh Maduro.

Sebelumnya dilansir dari The Guardian, dalam video pada hari Minggu kemarin, seorang pria yang mengidentifikasi dirinya Juan Carlos Caguaripano, seorang mantan kapten di Garda Nasional, berkata, "Kami menuntut pembentukan segera sebuah pemerintahan transisi." Ia didampingi oleh sekitar puluhan pria berseragam militer.

"Ini bukan kudeta," katanya. "Ini aksi kewarganegaraan dan militer untuk mendirikan kembali orde konstitusional. Tetapi lebih dari itu, ini untuk menyelamatkan negara dari kehancuran," jelasnya.

Para wartawan lokal menyiarkan video-video yang tampak memperlihatkan puluhan orang Venezuela dekat pangkalan militer Valencia turun ke jalan-jalan memprotes pemerintah sebelum dipukul mundur dengan gas air mata.

Baca juga artikel terkait KRISIS VENEZUELA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri