Menuju konten utama

Vaksin yang Sebaiknya Dilakukan Perempuan: HPV Hingga Influenza

Ada 7 jenis vaksin yang sebaiknya dilakukan oleh perempuan sebagai bentuk preventif terhadap penyakit.

Vaksin yang Sebaiknya Dilakukan Perempuan: HPV Hingga Influenza
Ilustrasi obat Rabies. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kesehatan merupakan salah satu hal penting yang harus menjadi perhatian. Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan, yaitu melakukan vaksin. Bagi perempuan, vaksin sebaiknya dilakukan untuk menjaga diri dari sejumlah penyakit seperti kanker serviks, hepatitis, dan sebagainya.

Pemerintah menuliskan setidaknya ada 7 jenis vaksin yang sebaiknya dilakukan oleh perempuan sebagai bentuk preventif terhadap penyakit.

  • HPV/Human Papilloma Virus
Vaksin ini sebaiknya dilakukan oleh para perempuan sebelum mereka aktif melakukan hubungan seksual. Virus ini akan mengakibatkan perempuan menderita kanker serviks. Perempuan yang telah berhubungan seksual secara aktif akan memiliki kecenderungan untuk memiliki penyakit ini.

Dilansir dari Antara News, dr. Venita yang merupakan perwakilan dari Yayasan Kanker Indonesia mengatakan pemberian vaksin ini harap dilakukan sedini mungkin sehingga perlindungan dapat maksimal. Namun, pemberian vaksin ini tidak dapat dilakukan kepada perempuan yang sedang hamil.

  • MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (campak Jerman). Healthline menyebutkan ketiga hal tersebut dapat menyebabkan penyakit komplikasi serius. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan kematian.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, vaksin MMR sebaiknya diberikan kepada anak-anak dengan umur 12-15 bulan untuk dosis pertama, anak-anak dengan umur 6-8 tahun untuk dosis kedua, dan orang dewasa di atas 18 tahun untuk dosis ketiga.

  • Influenza
Dilansir dari Antara News, vaksin sebaiknya dilakukan oleh masyarakat sebanyak satu kali dalam setahun. Ilmuwan dan pakar penyakit infeksi asal Amerika Serikat, Dr. Michael Osterholm memaparkan penyakit ilnfluenza sering dianggap remeh padahal bisa menjadi hal yang berbahaya.

Pihaknya juga menambahkan di Amerika Serikat sebanyak 80 ribu orang meninggal karena influenza pada tahun 2017. Oleh karenanya, vaksin influenza sebaiknya dilakukan secara rutin.

  • Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh Hepatitis A Virus (HAV) yang biasanya disebarkan melalui makanan yang terkontaminasi virus tersebut. Healthline menuliskan ketika virus tersebut masuk ke dalam tubuh, ia akan beredar melalui pembuluh darah dan masuk ke hati. Di sanalah kemudian akan terjadi peradangan dan pembengkakan.

Vaksin Hepatitis A adalah satu-satunya cara untuk terhindar dari penyakit ini. Vaksin diberikan dalam serangkaian dua suntikan dengan selang 6-12 bulan.

  • Hepatitis B
Berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B merupakan salah satu penyakit dari keseluruhan hepatitis yang dapat menjadi sakit yang parah. Gejalanya tidak dapat dilihat selama 3 bulan dan dapat berlangsung dalam 2-12 minggu. Vaksin dapat dilakukan untuk mencegah terpapar dari virus hepatitis B. Dibutuhkan setidaknya tiga vaksin untuk mengantisipasi penyakit ini.

  • Varicella
Cacar air atau varicella perlu diberikan kepada perempuan saat berusia kurang dari 14 tahun yang belum pernah menderita cacar air. Vaksinasi berupa suntikan berupa dua dosis yang diberikan dengan jarak 4-8 minggu.

  • Td/Tdap
Vaksin Td/ Tdap diberikan untuk mengantisipasi tetanus, diphtheria, dan acellular pertussis. Sebelumnya, vaksin ini dikenal dengan nama DPT yang wajib diberikan sejak kecil. Diberikan sebanyak tiga dosis, dua dosis pertama diberikan dengan jarak 4 minggu. Dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah pemberian dosis kedua.

Centers for Disease Control and Prevention menuliskan dalam lamannya, perempuan harus memperhatikan vaksin tersebut sebelum hamil, ketika hamil, bahkan setelah melahirkan. Vaksin campak, gondok, rubella (MMR) harus diberikan sebulan atau lebih sebelum kehamilan.

Vaksin Tdap/ DPT diberikan selama kehamilan untuk menghindari penyakit difteri, tetanus, pertusis, hingga batuk tuberculosis. Vaksin lain, influenza, dapat diberikan sebelum atau selama kehamilan. Setelah melahirkan atau bahkan ketika sedang menyusui pun aman untuk melakukan vaksin. Tetapi hal yang pasti adalah untuk tetap berdiskusi dengan dokter sebelum vaksinasi.

Baca juga artikel terkait VAKSIN atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dipna Videlia Putsanra