Menuju konten utama

Usai Menkes Terawan ke Sikka, Pasien DBD yang Meninggal Jadi 14

Menkes Terawan berjanji untuk mengerahkan tim medis berupa dokter dan perawat dari Jakarta dalam rangka membantu menangani serangan penyakit DBD di Kabupaten Sikka, NTT.

Usai Menkes Terawan ke Sikka, Pasien DBD yang Meninggal Jadi 14
Petugas Puskesmas Kebayoran Lama melakukan "fogging" atau pengasapan di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (20/2/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.

tirto.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat jumlah korban meninggal akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD) terus bertambah. Hingga Selasa (10/3/2020) siang jumlahnya kini mencapai 14 orang.

Dilansir dari Antara, Pelaksana Tugas Kadis Kesehatan Petrus Herlemus mengatakan korban terbaru merupakan seorang anak sekolah dasar yang berusia tujuh tahun bernama Theresia Brigita pasien rujukan dari RS Kewapante.

Sementara sampai dengan saat ini jumlah kasus DBD di kabupaten Sikka juga sudah bertambah menjadi 1.195 kasus dari sebelumnya pada Minggu (8/3) baru mencapai 1.190 kasus dengan jumlah pasien yang dirawat mencapai 130 orang.

Pemerintah Kabupaten Sikka ini sudah mulai melakukan pengasapan sarang nyamuk (PSN) yang akan berlangsung selama 14 hari kedepan. Sementara itu pemda setempat juga sudah empat kali meningkatkan status KLB DBD akibat semakin banyak korban yang berjatuhan.

Penyakit DBD memang kembali mewabah di Indonesia saat ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat wabah DBD di Indonesia telah menelan 100 korban jiwa dari 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020.

"Kasus 16.099 dengan kematian 100 untuk nasional. Upaya yang dilakukan mendorong peningkatan kegiatan preventif," kata Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi ketika dihubungi lewat aplikasi pesan dari Jakarta, Senin (10/3/2020) dilansir dari Antara.

Kegiatan preventif yang dimaksud adalah melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk, baik di rumah, sekolah, tempat umum maupun rumah ibadah. Selain itu, dalam menghadapi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti itu pemerintah akan mengambil langkah untuk memastikan logistik untuk tes DBD mencukupi selain juga persediaan abate, insektisida serta larvasida.

Selain itu, lanjut Nadia pemerintah sudah melakukan antisipasi jika terjadi peningkatan kasus DBD di beberapa daerah.

"Menyiagakan rumah untuk antisipasi peningkatan kasus DBD dan memastikan cairan dan alat infus tersedia," ujarnya.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sendiri sejak Senin (10/3/2020) kemarin berada di NTT, provinsi yang kini menempati urutan terbanyak jumlah kasus DBD. Bahkan, Kabupaten Sikka di NTT telah menetapkan DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) sejak Januari 2020 sampai saat ini.

Menurut Terawan, kasus DBD di Sikka cukup tinggi dengan jumlah mencapai 1190 kasus dengan jumlah korban meninggal per hari ini mencapai 14 orang dan masih ada pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak lebih dari 150 orang.

Terawan berjanji untuk mengerahkan tim medis berupa dokter dan perawat dari Jakarta dalam rangka membantu menangani serangan penyakit DBD di Kabupaten Sikka.

"Dengan jumlah dokter yang terbatas di Sikka jelas tidak memungkinkan untuk penanganan DBD, karena itu saya tadi sudah membawa tim dokter dan juga perawat dari Jakarta," kata Terawan kepada wartawan di sela-sela kunjungannya ke RSUD Prof. Dr. WZ Johannes Kupang, di Kota Kupang, Senin.

Baca juga artikel terkait KASUS DEMAM BERDARAH

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto