Menuju konten utama

Usai Fase Erupsi, Bagaimana Kabar Merapi Hari Ini 6 Januari 2021?

Kabar Gunung Merapi selama hari ini, 6 Januari 2021 setelah dinyatakan memasuki fase erupsi.

Usai Fase Erupsi, Bagaimana Kabar Merapi Hari Ini 6 Januari 2021?
Titik api diam terlihat dari lereng Gunung Merapi Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/hp.

tirto.id - Aktivitas Gunung Merapi hari ini, Rabu, 6 Januari 2021, mengalami peningkatan karena memasuki fase erupsi. Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), terjadi guguran lava pijar dua kali dengan intensitas kecil arah kali Krasak jarak 400 meter. Suara guguran juga terdengar dua kali dengan intensitas sedang dari Babadan.

Berdasarkan keterangan Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Gunung Merapi mulai memasuki fase erupsi pada tahun 2021. "Namun ini baru awal indikasi, proses ekstrusi magma (keluarnya magma ke permukaan) masih akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi," kata Hanik seperti dikutip Antara.

BPPTKG mengatakan, pada 4 Januari 2021 pukul 19.50 WIB terjadi guguran yang tercatat di seismogram memiliki amplitudo 33 mm dan durasi 60 detik dan suaranya terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan.

Berikut adalah update terkini tentang kabar dan info Gunung Merapi hari ini, Rabu (6/1) dari pukul 00:00 WIB sampai 18:00 WIB:

1. Periode Pengamatan, Rabu (6/1) Pukul 00:00-06:00 WIB

Meteorologi

Cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dan barat. Suhu udara 15-21 °C, kelembaban udara 76-95 %, dan tekanan udara 567-686 mmHg.

Visual

● Gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

● Guguran lava pijar 2 kali intensitas kecil arah kali Krasak jarak 400 meter.

Suara guguran 2 kali intensitas sedang dari Babadan.

Kegempaan

■ Guguran

(Jumlah : 24, Amplitudo : 4-55 mm, Durasi : 14-75 detik)

■ Hembusan

(Jumlah : 19, Amplitudo : 2-8 mm, Durasi : 8-57 detik)

■ Hybrid/Fase Banyak

(Jumlah : 69, Amplitudo : 3-27 mm, S-P : 0.3-0.5 detik, Durasi : 4-11 detik)

■ Vulkanik Dangkal

(Jumlah : 22, Amplitudo : 32-75 mm, Durasi : 12-39 detik)

2. Periode Pengamatan, Rabu (6/1) Pukul 06:00-12:00 WIB

Meteorologi

Cuaca berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 24-27 °C, kelembaban udara 58-75 %, dan tekanan udara 567-685 mmHg.

Visual

● Gunung kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

Kegempaan

■ Guguran

(Jumlah : 16, Amplitudo : 4-15 mm, Durasi : 11-66 detik)

■ Hembusan

(Jumlah : 26, Amplitudo : 2-4 mm, Durasi : 7-13 detik)

■ Hybrid/Fase Banyak

(Jumlah : 91, Amplitudo : 3-19 mm, S-P : 0.3-0.5 detik, Durasi : 6-8 detik)

■ Vulkanik Dangkal

(Jumlah : 15, Amplitudo : 40-75 mm, Durasi : 13-37 detik)

3. Periode Pengamatan, Rabu (6/1) Pukul 12:00-18:00 WIB

Pengamatan Visual

Gunung api tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur dan tenggara.

Klimatologi

Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah timur dan tenggara. Suhu udara sekitar 15-21°C. Kelembaban 68-95%. Tekanan udara 566-685 mmHg. Intensitas curah hujan 58 mm per hari.

Pengamatan Kegempaan

19 kali gempa Guguran dengan amplitudo 4-50 mm dan lama gempa 18-125 detik.

19 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2-9 mm, dan lama gempa 7-26 detik.

39 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 3-26 mm, S-P 0.3-0.5 detik dan lama gempa 5-9 detik.

10 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 40-75 mm, dan lama gempa 14-40 detik.

Rekomendasi

1.) Prakiraan daerah bahaya meliputi:

A. Provinsi DIY

a. Kab. Sleman. Kec. Cangkringan: Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

B. Provinsi Jawa Tengah

a. Kab. Magelang. Kecamatan Dukun: Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2)

b. Kab. Boyolali. Kecamatan Selo: Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi)

c. Kab. Klaten. Kec. Kemalang: Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang)

2.) Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

3.) Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III G. Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak G. Merapi.

4.) Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan G. Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

5.) Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan, maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.

Warga Mengungsi Usai Fase Erupsi

Menyusul adanya peningkatan aktivitas itu, sejumlah warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kembali mengungsi.

Sebelumnya dilaporkan, awalnya sebagian warga di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, sempat pulang. Tetapi, karena mendengar suara guguran material dari puncak Gunung Merapi, mereka kembali ke tempat pengungsian.

"Kalau di Balerante mungkin ada sekitar 20 orang yang sempat kembali ke rumah mereka, mungkin mereka merasa bosan," kata Kepala Desa Balerante, Sukono di Klaten, Rabu (6/1/2021).

Menurut Sukono, total ada sekitar 227 warga lereng Merapi yang mengungsi di Balai Desa Balerante. Namun, sebagian warga masih berada di kawasan rawan bencana erupsi Merapi.

"Kalau yang dari awal belum turun adalah kelompok sehat, jadi masih di atas," katanya.

Ia turut mengimbau warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan karena belum sepenuhnya turun untuk mengungsi.

Baca juga artikel terkait KABAR MERAPI HARI INI atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH