tirto.id - Black Music Coalition menulis surat terbuka kepada semua pemimpin industri musik minggu ini sebagai upaya untuk mengatasi masalah rasisme. Salah satu tuntutanya adalah menyerukan untuk mengganti kategori 'musik urban' .
Hal itu mendapat respons dari Grammy sembari menegaskan bahwa mereka tidak akan lagi menggunakan istilah tersebut, sambil menjelaskan "komitmen untuk perkembangan lanskap musik", demikian dilansir dari NME.
Sebagai gantinya, kategori The Best Urban Contemporary Album akan diganti menjadi Best Progressive R&B Album. Dalam Grammy tahun ini, penerima penghargaan kategori itu adalah Lizzo untuk album berjudul 'Cuz I Love You'.
Alasan penggantian nama kategori itu karena penggunaan "urban" secara historis digunakan sebagai cara untuk memisahkan seniman "kulit hitam" dari arus utama artistik (putih).
Harvey Mason Jr, ketua & presiden sementara / CEO dari Recording Academy, menjelaskan: "Saya senang mengumumkan perubahan terbaru kami, karena kami terus-menerus mengevaluasi proses penghargaan kami dan mengembangkannya untuk memastikan Grammy Awards inklusif dan mencerminkan keadaan industri musik saat ini."
"Akademi menerima proposal untuk perubahan peraturan dari anggota komunitas musik sepanjang tahun yang ditinjau dengan hati-hati dan, jika diterima, akhirnya disahkan pada pertemuan dewan tahunan kami, sebuah proses yang kami bangga terus berlanjut di tahun yang penuh tantangan ini."
Ini terjadi setelah Republic Records dan perusahaan Los Angeles A&R Milk & Honey minggu lalu mengumumkan bahwa mereka akan menghapus kata 'urban', yang disebut sebagai "kata usang yang tidak memiliki tempat pada 2020 dan seterusnya".
Grammy sebelumnya telah dikritik oleh orang-orang seperti Billie Eilish dan Tyler, karena mereka terus menggunakan 'urban'. Berbicara kepada pers setelah memenangkan Best Rap Album di Grammy, Tyler menjelaskan: "Saya tidak suka kata 'urban' itu. Bagi saya, itu hanya cara yang benar secara politis untuk mengucapkan kata 'N'. Mengapa kita tidak berada di pop saja?"
Eilish baru-baru ini setuju dengan pandangan Tyler, dengan alasan bahwa industri musik tidak boleh “menghakimi seorang artis dari penampilan seseorang atau cara berpakaian seseorang.”
Editor: Agung DH