Menuju konten utama

Update Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap I 92% dari 2,5 Juta

Pencairan BLT upah BPJS Ketenagakerjaan tahap I baru mencapai 92 persen dari 2,5 juta penerima.

Update Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap I 92% dari 2,5 Juta
Petugas pelayanan berkomunikasi dengan Peserta BPJamsostek secara daring di Kantor Cabang BPJamsostek Salemba, Jakarta, Kamis (25/6/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memperbarui data penerima bantuan langsung tunai (BLT) upah BPJS Ketenagakerjaan tahap I.

Menurut data Kemnaker pada Sabtu (5/9/2020), BLT BPJS Ketenagakerjaan tahap I telah dicairkan untuk 2,3 juta pekerja atau 92,44% dari total penerima subsidi 2,5 juta tahap I.

Sisanya masih dalam proses.

Karyawan yang memenuhi syarat mendapat subsidi, pastikan bahwa rekening yang terdaftar masih aktif dan sesuai dengan identitas.

Kemnaker juga mulai mencairkan BLT upah BPJS Ketenagakerjaan tahap II pada 5 September 2020.

Di Twitter, banyak warganet yang mengeluh karena belum juga menerima bantuan BLT BPJS Ketenagakerjaan, padahal sudah memenuhi syarat.

Kemnaker menyatakan, pencairan rekening ke bank swasta membutuhkan waktu untuk transfer antarbank, sehingga karyawan diminta untuk bersabar.

Tahap II, dikatakan, bukan tahap terakhir pencairan BLT upah, masih ada tahap selanjutnya bagi karyawan yang belum menerima bantuan upah.

Calon penerima bantuan subsidi gaji/upah harus memenuhi seluruh persyaratan. Salah satunya terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan.

Salah satu hambatan dalam pencairan BLT upah ini, menurut Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah adalah rekening tidak aktif yang sudah sering kali dikeluhkan Ida sejak awal pencairan BSU dilakukan.

Ia berharap, ke depan HRD dan pekerja menyerahkan nomor rekening sesuai dengan nama pekerja dan yang rekeningnya masih aktif.

"Kepada teman-teman pekerja serahkan norek yang aktif itu yang penting sehingga mempermudah kami untuk mentransfer ke temen temen pekerja," terang dia.

BP Jamsostek menyerahkan 3 juta data baru penerima bantuan langsung tunai (BLT) kepada Kemnaker untuk program bantuan subsidi upah tahap ke II. Sebelumnya pada 24 Agustus juga diserahkan 2,5 juta data di tahap ke I.

"Sudah diserahkan [3 juta data], dari target calon penerima 15,7 juta. Saat ini telah terkumpul sebanyak 14,2 juta rekening, dan sudah kami validasi berlapis sampai dengan tiga tahap. Jumlah data tervalidasi 11,3 juta. Dari jumlah itu telah kami serahkan sebanyak total 5,5 juta data peserta dalam dua tahap," kata Kepala BP Jamsostek, Agus Susanto, Selasa (1/9/2020).

Agus menambahkan, ada rekening peserta tidak valid ini mencapai 1,6 juta orang.

Menurutnya terhadap rekening tersebut ada dua alternatif. Pertama BP Jamsostek akan mengembalikan data nomor rekening kepada perusahaan peserta untuk melakukan konfirmasi ulang, jika penyebabnya bukan karena ketidaksesuaian dengan Permenaker 14/2020.

Alternatif kedua adalah kondisi di mana data peserta tidak valid karena tidak sesuai kriteria yang disebutkan dalam permenaker dimaksud, maka nomor rekening tersebut secara otomatis tidak masuk dalam daftar penerima BLT subsidi pekerja.

"Kami terus mendorong perusahaan atau pemberi kerja untuk segera menyampaikan data nomor rekening peserta yang memenuhi persyaratan, dengan batas waktu telah diperpanjang hingga 15 September 2020. Kami juga berharap perusahaan mempercepat proses penyampaian data yang dikonfirmasi ulang," jelas dia.

Baca juga artikel terkait BLT atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH