tirto.id - Pandemi Corona belum bisa ditentukan kapan akan berakhir, karena hingga saat ini jumlah positif Covid-19 di dunia terus saja bertambah, bahkan grafiknya di beberapa negara semakin meningkat.
Update Corona terbaru secara global berdasarkan data Worldometers Kamis pagi, 20 Mei 2021 pukul 9.30 WIB menunjukkan, positif corona dari seluruh dunia telah menembus angka 165.543.608 jiwa.
Angka kematian akibat virus mematikan ini telah mencapai 3.431.231 orang dari 222 negara yang terkena wabah ini.
Pasien yang dinyatakan sembuh hingga saat ini sebanyak 145.796.000 orang dan kasus aktif masih menyisakan 16.316.377.
Dari jumlah kasus aktif tersebut, sebanyak 100.118 orang (0,6%) kondisinya dinyatakan serius atau kritis dan sebanyak 17.442.937 orang (99,4%) dalam keadaan ringan.
10 Negara Kasus Corona Terbanyak
Berikut ini 10 Negara yang menduduki posisi 10 besar untuk kasus Corona tertinggi di dunia:
1. Amerika Serikat
Kasus positif: 33.802.324
Kematian: 601.949 orang
Pasien sembuh: 27.299.180
Kasus aktif: 5.901.195
2. India
Kasus positif: 25.771.405
Kematian: 287.156 orang
Pasien sembuh: 22.348.683
Kasus aktif: 3.135.566
3. Brasil
Kasus positif: 15.815.191
Kematian: 441.864 orang
Pasien sembuh: 14.330.118
Kasus Aktif: 1.043.209
4. Prancis
Kasus positif: 5.917.397
Kematian: 108.181 orang
Pasien sembuh: 5.188.641
Kasus aktif: 620.575
5. Turki
Kasus positif: 5.151.038
Kematian: 45.419 orang
Pasien sembuh: 4.980.516
Kasus aktif: 125.103
6. Rusia
Kasus positif: 4.965.676
Kematian: 116.965 orang
Pasien sembuh: 4.581.787
Kasus aktif: 266.924
7. Inggris
Kasus positif: 4.452.527
Kematian: 127.694 orang
Pasien sembuh: 4.284.015
Kasus aktif: 40.818
8. Italia
Kasus positif: 4.172.525
Kematian: 124.646 orang
Pasien sembuh: 3.741.149
Kasus aktif: 306.730
9. Jerman
Kasus positif: 3.627.777
Kematian: 87.405 orang
Pasien sembuh: 3.340.400
Kasus aktif: 199.972
10. Spanyol
Kasus positif: 3.625.928
Kematian: 79.568 orang
Pasien sembuh: 3.342.024
Kasus aktif: 204.336
Update Corona Indonesia Pagi Ini
Di Indonesia sendiri, kasus Corona per pagi ini terkonfirmasi telah mencapai 1.753.101 kasus positif, ada tambahan sebanyak 4.871 kasus baru dalam waktu 24 jam terakhir.
Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 48.669 jiwa setelah mengalami tambahan kasus kematian 192 orang dalam sehari terakhir.
Untuk yang dinyatakan berhasil sembuh, jumlahnya saat ini adalah 1.616.603 orang, serta masih menyisakan 87.829 kasus aktif dari seluruh wilayah di Tanah Air, baik yang sedang dirawat di rumah sakit maupun yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Dikutip dari laman resmi Satgas Penanganan Covid-19, berdasarkan pantauan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di lokasi wisata dalam periode libur Idul Fitri pada 12 - 15 Mei 2021, masih banyak sekali orang yang harus mendapat teguran terkait kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebutkan, ada 122.899 orang yang mendapat teguran di tempat wisata secara nasional. Dan angka ini meningkat hingga 90% dibandingkan minggu sebelumnya (5 - 8 Mei) yaitu 92.761 (32,4%) orang.
Dari pantauan kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak pada 24 provinsi di Indonesia, DKI Jakarta menjadi provinsi paling rendah tingkat kepatuhan protokol menjaga jarak di tempat wisata sebesar 27%.
Selanjutnya, Bangka Belitung (33%), Riau (58%) dan Sumatera Selatan (62%). Sementara pada kepatuhan memakai masker terendah di Bangka Belitung sebesar 33%, Sumatera Selatan 58% dan DKI Jakarta 60%.
"Tentunya saya sangat menyayangkan, bahwa Kepatuhan masyarakat menjaga jarak dan memakai masker, bahkan di kota besar seperti DKI Jakarta mencatatkan angka yang rendah di tempat wisata. Tempat yang ramai dikunjungi masyarakat dan berpotensi meningkatkan penularan COVID-19 di kerumunan yang terjadi," kata Wiku.
Menurutnya, Pemerintah daerah (pemda) harusnya bisa melihat perkembangan penanganan melalui data-data yang telah dipaparkan.
Kemudian data tersebut bisa dijadikan dasar untuk mengevaluasi kembali operasional sektor wisata di lapangan sebagaimana tertuang dalam instruksi Menteri Dalam Negeri No. 11 Tahun 2021.
Pemda, lanjutnya, harus bisa melakukan evaluasi kebijakan secara berkala. Sehingga intervensi berikutnya dapat disesuaikan dan dampak yang terbentuk akibat dari kebijakan tersebut.
"Saya yakin, apabila seluruh pemda tegas dan mampu memformulasikan kebijakan yang tepat, dilengkapi kolaborasi yang efektif dengan masyarakatnya, maka kita akan mampu meningkatkan pergerakan ekonomi daerah maupun nasional. Secara bersamaan juga mampu mengendalikan kasus COVID-19," tukas Wiku.
Editor: Agung DH