tirto.id - Kasus Corona di Taiwan mengalami peningkatan di mana terdapat 245 kasus Covid-19 baru pada Selasa (18/5/2021).
Hal ini menandakan bahwa pulau yang secara demokratis berada di lepas pantai Cina itu mengalami peningkatan infeksi harian tertinggi sejak dimulainya pandemi.
Dari 245 kasus, 240 ditularkan secara lokal dan 5 merupakan kasus penularan impor.
Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) pulau itu mengatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa kasus-kasus yang ditularkan secara lokal terkonsentrasi di ibu kota Taipei.
"Banyak yang terkait dengan kedai teh nyonya rumah, dan sekitar Kota Taipei Baru," kata CECC.
Dikutip dari CNN, Taiwan juga melaporkan dua kematian terkait virus korona pada hari Selasa, meningkatkan jumlah kematian secara keseluruhan menjadi 14.
Sebelumnya, Taiwan dipuji secara luas sebagai negara yang sukses untuk penanganan Covid-19, namun saat ini Taiwan sedang berusaha memerangi wabah terbesarnya.
Sejak awal pandemi hingga saat ini, Taiwan telah melaporkan total 2.260 kasus Covid-19, di mana 1.086 di antaranya diimpor dan 1.121 ditularkan secara lokal.
Taiwan Berlakukan Pembatasan Baru di Ibu Kota
Per Senin (17/5/2021), Taiwan melaporkan 335 kasus baru dan ini rekor kenaikan terbesar dalam waktu satu hari. Semua kasus kecuali dua ditularkan secara lokal, lapor CECC.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, angka kasus hari Senin mengikuti rekor sebelumnya 207 kasus baru yang dilaporkan Minggu.
Di Taipei, orang harus memakai masker di luar ruangan dan jika tidak melakukannya akan dihukum dengan denda 3.000 hingga 15.000 dolar Taiwan Baru ($107 hingga $535).
Sebagai tanggapan, pihak berwenang Taiwan telah memberlakukan tindakan jarak sosial baru, menutup bar, klub, dan pusat kebugaran di sekitar pulau, serta membatasi pertemuan dalam ruangan di Taipei dan Kota Taipei Baru hanya untuk 5 orang.
Pada hari Selasa, Kementerian Kesehatan juga mengumumkan bahwa semua sekolah di Taiwan akan ditangguhkan selama 10 hari mulai Rabu atau hari ini (19/5/2021) dalam upaya untuk membendung lonjakan kasus.
Langkah-langkah itu sebagai tanggapan atas "peningkatan tingkat penularan komunitas, yang ditunjukkan oleh kasus-kasus sumber infeksi yang tidak diketahui serta infeksi cluster di Kota Taipei dan Kota Taipei Baru," kata Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan dalam siaran pers.
Pemimpin pulau yang memiliki pemerintahannya sendiri, Tsai Ing-wen, mendesak penduduk untuk mengikuti pedoman, dan memastikan orang-orang di sekitar mereka tetap aman dan sehat.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Chen Shih-chung mengatakan pulau itu dalam "kondisi kritis," menurut Kantor Berita Pusat (CNA) resmi Taiwan seperti diwartakan CNN.
CNA melaporkan, wabah Corona pertama kali terdeteksi di antara pilot, tetapi kasusnya ditemukan di masyarakat. Taiwan sekarang melaporkan sejumlah kluster, termasuk kasus yang terkait dengan kedai teh nyonya rumah di Taipei dan arena hiburan di timur laut kota Yilan.
Lonjakan kasus menyebabkan beberapa kekhawatiran di Taiwan, mendorong beberapa penduduk bergegas untuk mendapatkan vaksinasi.
Setelah berminggu-minggu prihatin atas serapan vaksinasi yang rendah, Chen mengatakan dia sekarang khawatir stok mungkin habis.
Pulau ini memiliki tingkat vaksinasi terendah di dunia, dengan kurang dari 1% dari 23 juta penduduknya yang diinokulasi, menurut data yang dikumpulkan oleh CNN.
Para lansia, tenaga medis dan pekerja darurat atau berisiko tinggi lainnya, serta diplomat, polisi, pekerja perawatan dan beberapa profesi lain saat ini memenuhi syarat untuk vaksinasi di bawah program pemerintah.
Wabah Covid-19 di pulau itu saat ini relatif kecil dibandingkan dengan yang terjadi di bagian lain dunia, tetapi merupakan situasi yang tidak biasa bagi Taiwan, yang hingga kini berhasil menghindari lonjakan kasus yang serius.
Bloomberg juga menempatkan Taiwan di urutan kelima dalam Peringkat Ketahanan Covid, yang memperhitungkan kematian, kasus, dan tingkat vaksinasi.
Sementara Institut Lowy Australia menempatkan respons pandemi Taiwan di tempat ketiga, di belakang Bhutan dan Selandia Baru.
Keberhasilan Taiwan disebabkan karena aturan perbatasan yang ketat, yang melarang hampir semua non-penduduk memasuki pulau itu mulai Maret tahun lalu.
Pulau ini juga mewajibkan wisatawan yang datang untuk dikarantina, meskipun peraturan lebih longgar bagi awak penerbangan.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Chen mengatakan pekan lalu bahwa Taiwan akan mengkarantina semua pilot aktif yang bekerja untuk maskapai Taiwan China Airlines selama 14 hari di tengah wabah Covid-19 di antara kru penerbangan dan pekerja hotel.
Editor: Agung DH