tirto.id - Update COVID-19 hari ini kembali dilaporkan baik dari kasus positif, kasus kematian, kasus kesembuhan, hingga kasus aktif.
Dilansir Worldometers, Rabu, 11 Mei 2022, pukul 07.07 WIB menyebutkan total kasus positif COVID-19 secara global 518.301.756.
Dari jumlah itu, 6.279.796 orang dinyatakan meninggal dunia akibat virus Corona dan yang berhasil sembuh sebanyak 473.151.539, serta kasus aktif tersisa 38.870.421.
Berikut daftar 10 negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia pada hari ini:
- Amerika Serikat: 83.753.050 positif, 1.025.001 kematian, 81.049.529 kesembuhan, dan kasus aktif 1.678.520.
- India: 43.110.185 positif, 524.103 kematian, 42.563.949 kesembuhan, dan kasus aktif 22.133.
- Brasil: 30.594.388 positif, 664.390 kematian, 29.652.018 kesembuhan, dan kasus aktif 277.980. Prancis: 29.021.224 positif, 146.979 kematian, 27.825.154 kesembuhan, dan kasus aktif 1.049.091. Jerman: 25.490.156 positif, 137.222 kematian, 23.536.900 kesembuhan, dan kasus aktif 1.816.034. Inggris: 22.144.628 positif, 176.424 kematian, 21.589.987 kesembuhan, dan kasus aktif 378.217. Rusia: 18.237.227 positif, 377.150 kematian, 17.614.371 kesembuhan, dan kasus aktif 245.706. Korea Selatan: 17.614.895 positif dan 23.462 kematian.
- Italia: 16.872.618 positif, 164.731 kematian, 15.624.915 kesembuhan, dan kasus aktif 1.082.972.
- Turki: 15.046.779 positif, 98.861 kematian, 14.944.393 kesembuhan, dan kasus aktif 3.525.
Update COVID-19 & Omicron Indonesia
Indonesia tercatat masih ada di urutan 19 dunia dengan kasus COVID-19 tertinggi dengan total 6.049.141 kasus positif.
Data resmi Satgas COVID-19 hingga Selasa kemarin, 10 Mei 2022 melaporkan, jumlah itu diperoleh setelah terdapat tambahan 456 kasus harian baru dalam waktu 24 jam terakhir.
Angka kematian juga bertambah 20 kasus, sehingga membuat total yang meninggal dunia akibat wabah Corona menjadi 156.416 orang.
Meski demikian kasus sembuh juga terus meningkat dengan bertambahnya 659 kesembuhan baru, di mana total ada 5.886.870 pasien sembuh secara kumulatif, serta kasus aktif menjadi 5.855 dari seluruh wilayah Indonesia.
Pada perkembangan kasus Omicron, GISAID mencatat, hingga 9 Mei 2022 terdapat 11.185 kasus.
Pemerintah Indonesia menganjurkan masyarakat untuk melakukan tes COVID-19 mandiri setelah pulang dari mudik Lebaran sebagai langkah antisipasi dan kehati-hatian.
Sementara untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) kewajiban tes atau tidak saat kembali bekerja, masih menyesuaikan kebijakan yang ada di SE Satgas No 16 tahun 2022 dan Addendumnya tentang Pelaku Perjalanan Dalam Negeri. Namun
"Khusus bagi ASN sesuai himbauan MenPANRB maka bagi yang selesai melakukan mudik untuk melakukan tes sebelum masuk kerja ke wilayah kerjanya," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito.
Paska Idul Fitri, ASN juga dianjurkan sementara bekerja dari rumah atau work from home (WFH) mengikuti Surat Edaran No. 440/2420/SJ tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri Selama Masa Arus Balik Idul Fitri 1443 H.
Sementara bagi masyarakat umum, walaupun tidak diwajibkan melakukan tes setelah mudik, namun khususnya bagi orang yang merasakan gejala mirip COVID-19 meskipun sudah dibooster.
"Hal ini sebagai bentuk kehati-hatian untuk melakukan tes secara mandiri," pungkas Wiku.
Update COVID-19 Dunia
Para pemimpin dunia didesak untuk membuat komitmen tegas di Second Global COVID-19 Summit oleh pimpinan lembaga ACT-Accelerator melalui KTT COVID-19 Global Kedua yang berlangsung di Amerika Serikat, Belize, Jerman, Indonesia, dan Senegal
Badan Organisasi Manusia (WHO) baru-baru ini menunjukkan perkiraan jumlah kematian yang terkait dengan COVID-19 pada tahun 2020 dan 2021 hanya di bawah 15 juta, dan sebuah pengingat serius tentang jumlah manusia dari pandemi ini.
Dengan kasus yang dilaporkan turun secara global, jangan sampai masyarakat berpikir bahwa krisis telah berakhir.
"Inilah saatnya untuk mengintensifkan upaya, bukan untuk mengendur. KTT ini memberi para pemimpin kesempatan untuk menulis bab penutup dari pandemi, kesempatan yang tidak boleh mereka lewatkan," ujar Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros mengatakan, sangat penting bahwa para pemimpin memanfaatkan kesempatan ini untuk memobilisasi dana dan kemauan politik yang diperlukan untuk mencapai target global untuk cakupan vaksinasi COVID-19, tingkat pengujian dan akses ke perawatan, termasuk antivirus oral dan oksigen.
"Pencapaian target ini sangat penting untuk mengakhiri pandemi, dengan mengurangi penularan dan melindungi semua orang dari bahaya COVID-19," kata dia.
Respons global yang tegas akan mengurangi dampak ekonomi dari COVID-19, termasuk gangguan pasokan yang berkontribusi terhadap inflasi dan pertumbuhan yang lambat di banyak bagian dunia.
Menurutnya, mengakhiri COVID-19 secara definitif juga akan memungkinkan dunia untuk lebih fokus dalam membalikkan kemajuan yang hilang terhadap penyakit lain dan mendapatkan imunisasi rutin kembali ke jalurnya, terutama penting untuk kelangsungan hidup dan perkembangan anak-anak.
"Namun, konteks saat ini untuk mengakhiri pandemi membuat ini bekerja lebih keras. Tingkat pengujian di seluruh dunia turun drastis, yang berarti kita tidak dapat melacak lintasan virus yang berkembang ini, dengan negara-negara berpenghasilan rendah menguji rata-rata hanya 5 tes per hari per 100.000 orang – jauh dari target 100 per hari," jelas Tedros.
Terlepas dari kemajuan signifikan yang dicapai dengan meningkatnya tingkat cakupan di negara-negara berpenghasilan rendah, jutaan orang masih belum divaksinasi dan terpapar, dengan lebih dari 15% orang di negara-negara berpenghasilan rendah telah menerima vaksin.
Tedros menambahkan, untuk mendukung target negara sesuai dengan tujuan WHO untuk cakupan 70% terutama memprioritaskan cakupan penuh kelompok berisiko, tetap menjadi cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa, melindungi sistem kesehatan, dan meminimalkan kasus Long COVID.
Editor: Iswara N Raditya