tirto.id - Update kasus Corona di dunia kembali dilaporkan pada hari ini, mulai dari kasus positif, kasus kematian, kasus sembuh, hingga kasus aktif.
Update COVID-19 Selasa, 10 Mei 2022, hingga pukul 06.42 WIB seperti dilansir Worldometers menunjukkan, total kasus positif telah mencapai 517.564.646.
Dari jumlah itu, kasus kematian tercatat sebanyak 6.277.499 jiwa dan peningkatan pasien sembuh menjadi 472.352.408 orang.
Serta kasus aktif tersisa 38.934.739 yang jika dibulatkan jumlahnya 39 juta dari seluruh negara yang terkena wabah SARS-CoV-2.
Berikut daftar 10 negara dengan kasus Corona tertinggi pada hari ini:
1. Amerika Serikat: 83.640.548 kasus positif, 1.024.646 kasus kematian, 80.975.541 kasus sembuh, dan kasus aktif 1.640.361.
2. India: 43.107.322 kasus positif, 524.093 kasus kematian, 42.560.905 kasus sembuh, dan kasus aktif 22.324.
3. Brasil: 30.574.245 kasus positif, 664.248 kasus kematian, 29.652.018 kasus sembuh, dan kasus aktif 257.979.
4. Prancis: 28.964.775 kasus positif, 146.856 kasus kematian, 27.669.575 kasus sembuh, dan kasus aktif 1.148.344.
5. Jerman: 25.385.707 kasus positif, 137.020 kasus kematian, 23.373.200 kasus sembuh, dan kasus aktif 1.875.487.
6. Inggris: 22.114.034 kasus positif, 176.212 kasus kematian, 21.524.362 kasus sembuh, dan kasus aktif 413.460.
7. Rusia: 18.232.696 kasus positif, 377.049 kasus kematian, 17.609.357 kasus sembuh, dan kasus aktif 246.290.
8. Korea Selatan: 17.564.999 kasus posiitif dan 23.400 kasus kematian.
9. Italia: 16.816.419 kasus positif, 164.573 kasus kematian, 15.548.091 kasus sembuh, dan kasus aktif 1.103.755.
10. Turki: 15.044.921 kasus positif, 98.854 kasus kematian, 14.942.882 kasus sembuh, dan kasus aktif 3.185.
Update COVID-19 Indonesia
Indonesia saat ini berada di posisi 19 dunia dengan total catatan 6.048.685 kasus positif COVID-19.
Berdasarkan laporan Satgas COVID-19 hingga Senin kemarin, 9 Mei 2022, data tersebut diperoleh setelah ada penambahan 254 kasus baru harian dalam sehari terakhir.
Angka kasus kematian bertambah 15 jiwa, sehingga yang meninggal dunia hingga kini menjadi 156.396 orang.
Pasien sembuh juga bertambah 353 orang, yang membuat saat ini peningkatan kasus sembuh menjadi 5.886.211, setrta tersisa 6.078 kasus aktif dari seluruh wilayah di Tanah Air.
Untuk kasus Omicron, GISAID mencatat, saat ini terdapat 11.159 kasus berdasarkan data per 4 Mei 2022.
Kementeri Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan pemantauan terhadap varian baru virus korona.
Dalam laporan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kepada Presiden Joko Widodo saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/5/2022) disebutkan bahwa saat ini pihak Kemenkes ada di fase monitoring, waspada, dan terus berhati-hati.
"Satu hal yang kami lakukan monitoring adalah varian baru yang ada di dunia karena kami mengamati bahwa lonjakan kasus itu terjadi kalau ada varian baru,” ujar Menkes dikutip laman resmi Satgas COVID-19.
Budi menyatakan, pemantauan secara hati-hati dilakukan oleh jajarannya untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus konfirmasi COVID-19 pascalebaran dan pada libur hari nasional sebelumnya.
Menurutnya, terjadi kecenderungan lonjakan kasus pada hari ke-27 sampai ke-34 pascalibur.
“Nah sekarang kita sudah tujuh hari sesudah hari raya, jadi kami mengusulkan kepada Bapak Presiden kalau kita tunggu dulu sekitar 20 sampai 25 hari ke depan untuk melihat apakah ada pola kenaikan yang sama seperti liburan Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya,” lanjutnya.
Sementara pada perkembangan vaksinasi, secara nasional vaksinasi telah menembus angka 400 juta dosis vaksin. Sebanyak 199,4 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
“Jadi kalau dulu pertama kali di awal vaksinasi, 13 Januari tahun lalu disampaikan oleh satu majalah terkemuka internasional Indonesia butuh 10 tahun, sekarang dalam waktu 16 bulan kita sudah berhasil menyuntikkan 406 juta dosis vaksin ke seluruh masyarakat Indonesia,” tukasnya.
Update COVID-19 Dunia
Perkiraan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, jumlah kematian secara keseluruhan, baik yang terkait langsung atau tidak dengan pandemi COVID-19 (disebut sebagai kematian berlebih) antara 1 Januari 2020 dan 31 Desember 2021 adalah sekitar 14,9 juta (kisaran 13,3 juta menjadi 16,6 juta).
“Data yang serius ini tidak hanya menunjukkan dampak pandemi tetapi juga kebutuhan semua negara untuk berinvestasi dalam sistem kesehatan yang lebih tangguh yang dapat mempertahankan layanan kesehatan penting selama krisis, termasuk sistem informasi kesehatan yang lebih kuat,” kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dikutip situs resminya.
“WHO berkomitmen untuk bekerja dengan semua negara untuk memperkuat sistem informasi kesehatan mereka guna menghasilkan data yang lebih baik untuk keputusan yang lebih baik dan hasil yang lebih baik,” tambah Tedros.
Kelebihan kematian dihitung sebagai perbedaan antara jumlah kematian yang telah terjadi dan jumlah yang diharapkan tanpa adanya pandemi berdasarkan data dari tahun-tahun sebelumnya.
Kelebihan kematian termasuk kematian yang terkait dengan COVID-19 secara langsung (karena penyakit) atau tidak langsung (akibat dampak pandemi pada sistem kesehatan dan masyarakat).
Sementara kematian yang terkait secara tidak langsung dengan COVID-19, disebabkan oleh kondisi kesehatan lain di mana orang tidak dapat mengakses pencegahan dan pengobatan karena sistem kesehatan terbebani oleh pandemi.
WHO menyebutkan, perkiraan jumlah kematian berlebih dapat dipengaruhi juga oleh kematian yang dapat dihindari selama pandemi karena risiko kejadian tertentu yang lebih rendah, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera akibat kerja.
Editor: Iswara N Raditya