tirto.id - Update terbaru perkembangan corona COVID-19 dunia hari ini, Selasa (9/2/2021), situs Worldometers melaporkan, hingga pukul 15.00 WIB, jumlah total kasus secara global telah mencapai 107,019,552.
Saat ini terdapat sebanyak 25,646,311 kasus aktif di seluruh dunia dengan jumlah kematian yang mencapai 2,336,667 dan pasien yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 78,889,626 orang.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di seluruh dunia yaitu mencapai 27,700,629 dengan 476,405 kematian.
Negara kedua dengan jumlah kasus terbanyak yaitu India dengan 10,847,790. Brasil menyusul di urutan ke-3 dengan 9,550,301 dan Rusia di posisi ke-4 dengan 3,983,197.
Kasus di Inggris saat ini dilaporkan sebanyak 3,959,784 dan berada di urutan ke 5 dunia. Prancis menyusul dengan jumlah kasus sebanyak 3,341,365.
Ceko yang berada di urutan ke-20, hari ini mendapatkan tambahan kasus sebanyak 7,663 dan 67 kematian, dengan total kasus mencapai 1,045,132.
Sementara itu, Indonesia berada tepat di atas Ceko yaitu urutan ke-19 dengan jumlah kasus sebanyak 1,166,079. Ada 31,763 pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 di Indonesia.
Menurut data dari Satgas COVID-19, ada 8.242 kasus baru di Indonesia dan kasus aktif sebanyak 171,288. Pasien yang telah dinyatakan sembuh yaitu 963,028.
Satgas: Vaksin & Prokes Sebagai Lapisan Proteksi dari COVID-19
Vaksin COVID-19 dan penerapan protokol kesehatan berperan saling melengkapi sebagai lapisan proteksi terhadap infeksi virus corona jenis baru penyebab COVID-19. Hal tersebut disampaikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers yang diterima ANTARA, Jakarta, Jumat (5/2/2021) mengatakan, vaksin dan protokol kesehatan merupakan satu kesatuan intervensi kesehatan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain sehingga masyarakat diminta tidak hanya mengandalkan satu intervensi kesehatan saja, seperti hanya mengandalkan vaksin agar tidak tertular virus Corona penyebab COVID-19.
"Karenanya, upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tentunya tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan COVID-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Dia menuturkan penerapan protokol kesehatan secara disiplin adalah upaya melengkapi intervensi kesehatan sebagaimana diajarkan analogi Swiss Cheese Model.
Dalam hal ini, berbagai intervensi penanganan COVID-19 diibaratkan sebagai celah pada lapisan keju yang saling menutupi satu dengan lainnya dan tidak dapat ditembus dari luar, sehingga masing-masing upaya berperan semakin signifikan mencegah infeksi virus penyebab COVID-19 jika dilakukan bersamaan.
"Hal ini akan berlaku sebaliknya, jika masyarakat hanya mengandalkan satu intevensi tunggal, maka kekurangan yang ada tidak akan tersokong dan malah akan memperburuk keadaan," tutur Wiku.
Selain tingkat efektivitas suatu intevensi kesehatan, keberhasilan upaya perlindungan kesehatan di tengah pandemi juga sangat bergantung dengan lapisan proteksi majemuk.
Editor: Agung DH