tirto.id -
Dalam kesempatan yang sama, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, mengatakan AQUA berkomitmen menyediakan air minum berkualitas bagi masyarakat dengan menjaga keberlangsungan sumber airnya.
"Hal ini kami lakukan karena kualitas air bergantung pada sumbernya dan kelestarian lingkungan di sekitarnya," ucap Vera.
Dia menambahkan, AQUA menerapkan pendekatan perlindungan sumber daya air yang terintegrasi dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kuantitasnya selalu terjaga.
Upaya tersebut antara lain dengan menanam lebih dari 2,5 juta pohon di berbagai wilayah konservasi di Indonesia, membangun hingga 2.300 sumur resapan, 93.000 biopori, 74 penampung air hujan (PAH), serta mengembangkan 17 taman keanekaragaman hayati untuk menjaga keberlanjutan ekosistem termasuk flora dan fauna endemik.
Selain itu, sebagai bagian dari implementasi ekonomi sirkular dan mengelola sampah kemasan pascA konsumsi, AQUA juga mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah, melakukan edukasi terhadap konsumen dan masyarakat, serta mengembangkan berbagai inovasi kemasan ramah lingkungan.
Hingga saat ini, AQUA tercatat telah mengembangkan enam unit bisnis daur ulang (RBU) dan 10 collection center, melakukan pendampingan kepada 26 Tempat Pengolahan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R) dan 2 TPST serta lebih dari 60 unit bank sampah.
Di berbagai destinasi wisata prioritas termasuk di Candi Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika
dan Likupang, AQUA juga telah mengembangkan dukungan fasilitas pengolahan sampah seperti collection center dan juga bank sampah.
"Melalui berbagai inisiatif tersebut, hingga saat ini AQUA telah berhasil mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahunnya yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi," tutur Vera.
Sejak 2019, AQUA bekerja sama dengan mitra lokal di Labuan Bajo yaitu Kole Project, mendirikan Rumah Daur Ulang atau Recycle Business Unit untuk mengirimkan sekitar 20 ton per bulan sampah daur ulang ke pabrik pengolahan. Proses ini melibatkan lebih dari 50 orang, termasuk kalangan difabel yang mendapatkan manfaat ekonomi sirkular.
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Maya Saputri