Menuju konten utama

Upaya AQUA Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

Sejak 2019 Aqua bekerja sama dengan mitra lokal di Labuan Bajo, Kole Project, mendirikan rumah daur ulang.

Upaya AQUA Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Labuan Bajo
Menparekraf RI Sandiaga Uno meresmikan kampanye 100% murni 100% petualangan indonesia di Labuan Bajo (29/5) disaksikan Ibu Vera Galuh Sugijanto VP General Secretary Danone Indonesia. foto/AQUA

tirto.id -

Keindahan alam Labuan Bajo harus lestari agar manfaatnya bisa terus dirasakan oleh generasi yang akan datang. Konsep pariwisata hijau yang mengedepankan keberlanjutan mesti digalakkan agar cita-cita tersebut bisa tercapai.

Labuan Bajo—surga dunia yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT]—memiliki pesona memukau. Tak ayal, wisatawan berbondong-bondong mendatangi destinasi wisata super prioritas ini.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata NTT, hampir satu juta orang mengunjungi Labuan Bajo hingga Desember 2023. Wisatawan tersebut berasal dari dalam negeri (domestik) maupun mancanegara.

Meningkatnya arus pariwisata di Labuan Bajo harus diimbangi dengan upaya pelestarian lingkungan. Selain itu, wisatawan juga perlu meningkatkan kesadaran dalam menjaga alam.

Melihat fenomena itu, AQUA bersama Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan kampanye "100% Murni, 100% Petualangan Indonesia".

Kampanye ini bertujuan mempromosikan destinasi wisata super prioritas dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan selama perjalanan wisata atau conscious travel.

Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pemerintah sangat berkepentingan mewujudkan pariwisata regeneratif. Persoalan sampah di tempat wisata menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara serius.

"Masalah sampah masih menjadi masalah dari pariwisata kita, namun dengan kampanye dan kolaborasi dengan AQUA serta Pandawara Group akan mengatasi masalah sampah dan memberi dampak positif bagi pariwisata hijau,” kata Sandiaga di Labuan Bajo, NTT, Rabu (29/5/2024).

Dalam kesempatan yang sama, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, mengatakan AQUA berkomitmen menyediakan air minum berkualitas bagi masyarakat dengan menjaga keberlangsungan sumber airnya.

"Hal ini kami lakukan karena kualitas air bergantung pada sumbernya dan kelestarian lingkungan di sekitarnya," ucap Vera.

Dia menambahkan, AQUA menerapkan pendekatan perlindungan sumber daya air yang terintegrasi dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kuantitasnya selalu terjaga.

Upaya tersebut antara lain dengan menanam lebih dari 2,5 juta pohon di berbagai wilayah konservasi di Indonesia, membangun hingga 2.300 sumur resapan, 93.000 biopori, 74 penampung air hujan (PAH), serta mengembangkan 17 taman keanekaragaman hayati untuk menjaga keberlanjutan ekosistem termasuk flora dan fauna endemik.

Selain itu, sebagai bagian dari implementasi ekonomi sirkular dan mengelola sampah kemasan pascA konsumsi, AQUA juga mengembangkan infrastruktur pengelolaan sampah, melakukan edukasi terhadap konsumen dan masyarakat, serta mengembangkan berbagai inovasi kemasan ramah lingkungan.

Hingga saat ini, AQUA tercatat telah mengembangkan enam unit bisnis daur ulang (RBU) dan 10 collection center, melakukan pendampingan kepada 26 Tempat Pengolahan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R) dan 2 TPST serta lebih dari 60 unit bank sampah.

Di berbagai destinasi wisata prioritas termasuk di Candi Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika

dan Likupang, AQUA juga telah mengembangkan dukungan fasilitas pengolahan sampah seperti collection center dan juga bank sampah.

"Melalui berbagai inisiatif tersebut, hingga saat ini AQUA telah berhasil mengumpulkan lebih dari 22.000 ton sampah plastik per tahunnya yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi," tutur Vera.

Sejak 2019, AQUA bekerja sama dengan mitra lokal di Labuan Bajo yaitu Kole Project, mendirikan Rumah Daur Ulang atau Recycle Business Unit untuk mengirimkan sekitar 20 ton per bulan sampah daur ulang ke pabrik pengolahan. Proses ini melibatkan lebih dari 50 orang, termasuk kalangan difabel yang mendapatkan manfaat ekonomi sirkular.

Baca juga artikel terkait PARIWISATA BERKELANJUTAN atau tulisan lainnya dari Fahreza Rizky

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fahreza Rizky
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Maya Saputri