tirto.id - Upaya mengungkap teror pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi terus berjalan. Terbaru, kepolisian tengah menganalisis kamera CCTV di rumah dan lingkungan di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, tempat tinggal Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.
Mereka akan menganalisis rekaman dalam pekan peristiwa berdasarkan call detail record (CDR) atau detail rekaman kamera CCTV. Saat ini data rekaman telah dikantongi polisi.
“Kami akan menganalisis beberapa hari sebelum kejadian, bukan hanya di hari kejadian,” ujar Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (11/1/2019).
Analisis itu untuk mengungkap pelaku pelemparan molotov. Hasil pemeriksaan CCTV, kata Dedi, akan ditanyakan kepada 12 saksi yang sudah diperiksa kepolisian.
“Apakah dalam satu pekan itu ada kegiatan dari orang-orang yang memiliki postur tubuh yang sama, gerakan yang sama, kendaraan yang sama, kekhasan yang sama,” tambah dia.
Data lain yang sedang dikumpulkan polisi yakni terkait lalu lintas komunitasi melalui telepon di sekitar rumah pimpinan KPK.
Menurut dia, operator telepon seluler dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bakal digandeng untuk mengetahui jejak transmisi telepon di area sekitar rumah Laode selama sepekan.
“Kami akan periksa satu per satu dan mencocokkan semua. Jika sudah kuat dan lengkap buktinya, tim berani melakukan upaya paksa [penangkapan] tanpa ragu,” jelas Dedi.
Kediaman Laode dilemparkan molotov oleh orang tidak dikenal pada Rabu (9/1/2019) pukul 01.00 WIB. Satu molotov meledak dan menghanguskan dinding rumah. Satu molotov lainnya masih utuh dan tidak menyala.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali