tirto.id - Polisi telah memeriksa keterangan seorang saksi penjual bubur yang berada di sekitar tempat tinggal Ketua KPK Agus Rahardjo. Berdasarkan pengakuan saksi tersebut, dua orang tidak dikenal sempat mendatangi tempatnya dan menanyakan rumah Ketua RT setempat.
Tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS) Polri akan bekerja sama dengan ahli sketsa untuk membuat sketsa wajah orang tidak dikenal tersebut. Saat ini penjual bubur menjadi saksi.
"Ahli sketsa akan menggambarkan orang tidak dikenal itu, lalu akan diproses secara digital oleh tim INAFIS. Gambar itu akan dicocokkan dengan data foto yang ada di KTP elektronik," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (11/1/2019).
Ia menambahkan tim akan memproses menggunakan alat digital canggih untuk penyempurnaan sketsa. INAFIS juga akan menganalisis sidik jari yang terdapat dalam tas hitam yang tergantung di pagar rumah Agus serta barang-barang yang terdapat di dalam tas itu.
“Siapa saja yang pernah memegang barang itu. Sidik jari akan diperiksa oleh INAFIS,” ujar Dedi. Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan benda di dalam tas hitam ialah bom palsu.
“Setelah tim bekerja mengumpulkan alat bukti dan dianalisis secara ilmiah, benda di rumah Agus Rahardjo di Bekasi adalah fake bomb [bomb palsu],” kata Iqbal di Mabes Polri, Kamis (10/1/2019).
Memang ada sejenis paralon, kabel, dan baterai, lanjut dia, tapi bukan merupakan serangkaian firing devices selayaknya bom, juga tidak ada detonator. Pusat Laboratorium Forensik juga membuktikan bahwa semen putih yang terdapat dalam tas tersebut bukan lah bahan peledak seperti black powder atau Triacetontriperoxid (TATP).
Diketahui pada Rabu (9/1/2019) sekitar pukul 05.30 WIB, dua anggota polisi yakni Aipda Sulaiman dan Bripka I Nyoman Ardiansyah menemukan sebuah tas hitam menggantung di pagar rumah Agus yang beralamat di Perumahan Graha Indah, Blok A9/15 RT 004/014, Kelurahan Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Tas itu dicurigai berisi bom, kemudian tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Densus 88 Antiteror mendatangi rumah tersebut untuk memeriksa isi tas.
Di dalam tas, kepolisian menemukan pipa paralon, detonator, sekring, kabel warna kuning, biru dan oranye, paku ukuran 7 centimeter, serbuk diduga semen putih dan baterai Panasonic Neo 9 Voll bentuk kotak.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri