tirto.id -
"Saudara-saudara sekalian, kenapa saya bergabung dengan Pak Jokowi? Karena dari dulu saya memahami sejarah Bangsa Indonesia. Dari dulu kita selalu diadu domba," ujarnya dalam acara Seminar Nasional Kebangsaan, Sabtu (30/9/2023).
Dirinya mengatakan bahwa persaingan antara ia dan Jokowi saat Pilpres 2019 seolah-olah menjadi ajang untuk diadu domba oleh pihak-pihak tertentu. Namun, baik dirinya maupun Jokowi tidak ingin terpancing dan memutuskan bersatu usai pemilihan presiden.
"Waktu tahun 2019, Pak Jokowi dan saya tergerak hatinya, kami tidak mau diadu domba," ujarnya.
Prabowo memandang Jokowi sebagai tokoh yang memiliki kecintaan terhadap Indonesia. Baginya, Jokowi tulus mengabdi untuk rakyat Indonesia.
"Hati saya, insting saya mengatakan Pak Jokowi waktu itu orang Merah Putih, cinta Indonesia, cinta rakyat.
"Kenapa saya harus diadu domba dengan orang yang sama-sama cinta Indonesia dan cinta rakyat Indonesia," tegasnya.
Walau demikian, Menteri Pertahanan tersebut menyadari, banyak pendukungnya yang merasa kecewa dan tidak suka dengan keputusannya untuk bergabung dalam kabinet pemerintahan Jokowi.
"Saya mengerti, banyak pendukung saya yang kecewa dengan saya," ungkapnya.
"Saya mengerti, banyak yang tidak suka saya bergabung dengan Pak Jokowi," lanjutnya lagi.
"Saya minta maaf, saya waktu itu mungkin jarang, bahkan mungkin baru sekarang berjumpa dengan kalian semua," demikian permintaan maafnya.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Restu Diantina Putri