Menuju konten utama

Umrah Dibuka Lagi, Bagaimana Protokol Kesehatan di Arab Saudi?

Umrah dibuka lagi, para calon jamaah harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat di Arab Saudi.

Umrah Dibuka Lagi, Bagaimana Protokol Kesehatan di Arab Saudi?
Sejumlah calon jamaah umrah yang batal berangkat ke Jeddah lewat Malaysia tiba di Terminal Kedatangan Penumpang Pelabuhan Internasional PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Jumat (28/2/2020). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.

tirto.id - Pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali penyelenggaraan ibadah umrah sejak 1 November 2020, setelah beberapa waktu lalu ditutup akibat pandemi Covid-19. Dengan dikeluarkan aturan baru tersebut, ratusan jemaah asal Indonesia telah berangkat menjalankan ibadah umrah.

Menurut salah satu jemaah yang telah mengikuti umrah, Nana Sujana Gaido, protokol kesehatan yang diterapkan di Arab Saudi sangat ketat. Nana yang kini tengah menjalani isolasi di Jakarta bercerita, sesuai dengan permintaan pemerintah Arab Saudi, calon jemaah harus melakukan tes swab sebelum naik ke pesawat yang membawa mereka ke Tanah Suci.

“Setelah swab, kita tidak diperbolehkan ketemu dengan keluarga atau siapapun yang mengantar,” ujar Nana dalam diskusi yang digelar oleh BNPB, Rabu (11/11/2020).

Sesampainya di Jeddah Arab Saudi, para calon jemaah umrah ini diatur sedemikian rupa sesuai protokol kesehatan yang diberlakukan di sana. Mereka diminta berjalan dengan jarak 1 meter antar jemaah saat turun dari pesawat. Setelah itu mereka harus mengikuti test kesehatan dan menunjukkan bukti PCR di pos kesehatan yang disediakan.

“Di sana kita harus mengisi disclaimer. Kita tanda tangan. Ternyata isian di disclaimer ini, kita harus patuh dan tunduk kepada peraturan kesehatan yang ada di Saudi Arabia,” ujar Nana.

Setelah itu, para jemaah kemudian diantar ke hotel untuk menjalani karantina selama dua hari. Mereka juga harus melakukan tes PCR kembali. Jika hasil negatif, baru diijinkan untuk melaksanakan umrah. Selama umrah pun, para jemaah ini didampingi dari petugas Kementerian Haji Arab Saudi, tim kesehatan dan mutjhawwif. Mereka yang mendampingi selama ke Masjidil Haram.

Menurut Nana, selama umrahpun jemaah tidak diperkenankan untuk mendekat ke Kabah dan menyentuh atau mencium Hajar Aswad, hal ini sesuai protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi.

13 jemaah Positif Covid-19

Dalam diskusi yang sama, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Arfi mengatakan, penyelenggaraan ibadah umrah ke Tanah Suci, semasa pandemi COVID-19 ini sebenarnya masih uji coba.

"Kesempatan umrah yang diberikan Kerajaan Arab Saudi bagi warga luar negara itu dalam konteks uji coba. Tentu hasil uji coba akan ada evaluasi-evaluasi," kata Arfi.

Ia mengatakan ada perbedaan penyelenggaraan umrah di masa normal dan pandemik, oleh karena itu perlu evaluasi dan pembenahan akan dilakukan. Arfi berpesan jemaah perlu menjaga protokol kesehatan dan disiplin agar terhindar dari penularan virus SARS-CoV-2.

Selain itu, Arfi menjelaskan, sejak pemerintah Arab Saudi membuka penyelenggaraan umrah, animo masyarakat Indonesia cukup tinggi. Sejauh ini sudah ada tiga kloter gelombang keberangkatan dari Indonesia ke Saudi yaitu 1 November 224 orang, 3 November 89 orang dan 8 November 46 orang.

Dari jemaah umrah tersebut, Arfi menyatakan bahwa ada jemaah yang terkonfirmasi positif Covid-19. "Secara total 13 orang jemaah kita yang terkonfirmasi positif. Sambil menunggu waktu akan dilakukan tes usap ulang semoga hasilnya negatif," kata dia.

Dengan kejadian ini, Kemenag akan melakukan advokasi dan visitasi ke ototitas kesehatan di Arab Saudi. Ia juga memastikan bahwa jemaah yang positif Covid-19 ini kini sudah ditangani oleh otoritas kesehatan di sana.

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Agung DH
Editor: Iswara N Raditya