tirto.id - Sejumlah ulama dan habib mendeklarasikan dukungan pada pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf, di Menteng, Jakarta Pusat, hari ini (6/10/2018).
Dukungan itu diumumkan setelah mereka menyambangi kediaman Ma'ruf untuk silaturahmi, sekitar pukul 15.30, sore tadi.
KH Ahmad Badawi Basyir, salah satu ulama yang hadir dalam deklarasi itu menyampaikan bahwa beberapa ulama tengah membentuk tim untuk merumuskan program ekonomi keumatan yang akan dititipkan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Namun, ia belum mau menyebut kapan tim itu akan diumumkan dan siapa saja orang-orang yang terlibat di dalamnya.
"Timnya baru dipersiapkan, Mas. Jadi belum bisa dibuka," kata pengasuh pesantren Darul Falah, Kudus, Jawa Tengah, tersebut.
Menurut Ahmad Badawi, usulan soal ekonomi keumatan itu sejalan dengan konsep ekonomi kerakyatan yang akan diusung oleh pasang Jokowi-Ma'ruf. Pembahasan itu juga sempat disinggung dalam silaturahmi bersama Ma'aruf sore tadi.
"Pertemuan ini walaupun belum besar tetapi ini nanti akan mengembang ke daerah. Ekonomi keumatan sekarang sesuai dengan pikiran-pikiran beliau kia Ma'ruf Amin. Nanti akan di terjemahkan oleh kita semua para santri," ujarnya.
Konsep ekonomi keumatan ini memang sempat disampaikan oleh Ma'aruf Amin dalam sejumlah kesempatan. Hal itu dikaitkan dengan perlunya karakter agamis dan religius yang dimiliki masyarakat Indonesia.
Salah satunya, ketika ia berbicara soal arus baru Indonesia di Rumah Cokro, 24 September lalu. Menurutnya, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk meneruskan revolusi mental dan pembangunan di periode pertama pemerintahan Jokowi.
Selain pembangunan karakter, Ma'ruf menyorot perlunya mengembangkan arus baru ekonomi yang lebih berkeadilan. Ia menyoroti pentingnya upaya menghilangkan disparitas antar daerah serta masyarakat.
"Kalau di bidang ekonomi saya menyebutnya menghilangkan disparitas antara yang lemah dengan yang kuat, dan antara daerah satu dengan yang lain, atau antara pusat dan daerah, antara produk lokal dengan produk global. Jadi ekonomi berkeadilan, kerakyatan, bisa juga ekonomi keumatan," ucap Ma'ruf saat itu.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora