Menuju konten utama

UGM Produksi VTM untuk Mendukung Pengujian COVID-19 di Indonesia

VTM merupakan media untuk membawa spesimen sampel lendir hidung dan tenggorokan pasien yang telah melalui uji swab.

UGM Produksi VTM untuk Mendukung Pengujian COVID-19 di Indonesia
Fakultas Farmasi UGM memproduksi Viral Transport Medium (VTM) atau media pembawa virus sebagai upaya mendukung pengujian Covid-19. foto/humas ugm

tirto.id - Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) memproduksi Viral Transport Medium (VTM) sebagai upaya mengatasi kelangkaan VTM di pasaran serta mendukung pengujian COVID-19, Rabu (15/4/2020).

VTM merupakan media untuk membawa spesimen sampel lendir hidung dan tenggorokan pasien yang telah melalui uji swab. Selanjutnya sampel tersebut dibawa menggunakan VTM ke laboratorium tersertifikasi untuk diuji lebih lanjut apakah positif atau negatif Corona.

Melihat pentingnya keberadaan VTM dalam deteksi virus COVID-19 dan adanya krisis VTM di pasaran, maka Fakultas Farmasi berinisiatif mengadakan program pengadaan VTM untuk mendukung pengujian swab PCR (Polymerase Chain Reaction) terhadap virus COVID-19.

Pelaksanaan pembuatan VTM dilakukan di Laboratorium Advanced Pharmaceutical Sciences (APS) Fakultas Farmasi UGM.

"VTM ini dibuat di Fakultas Farmasi UGM untuk memenuhi kebutuhan VTM di beberapa Laboratorium Pengujian swab PCR yang selama ini membeli VTM siap pakai, namun akhir-akhir ini pemesanan tidak kunjung datang dan harganya mahal”, kata Ika Puspitasari, selaku Ketua Prodi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UGM, melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.

Seperti diketahui pada pasien yang dicurigai terinfeksi SARS-CoV2 dilakukan pengambilan spesimen lendir hidung dan tenggorokan tersebut untuk kemudian dilanjutkan dengan uji PCR.

Hasil positif melalui versi uji rapid test (uji cepat) perlu dikonfirmasi lebih lanjut dengan pengujian swab PCR ini. Uji swab PCR tersebut merupakan pengujian dengan hasil yang relatif paling valid untuk mendiagnosa infeksi SARS-CoV2, virus penyebab COVID-19. Saat ini, dua laboratorium di UGM telah digunakan untuk deteksi COVID-19.

Sementara Dosen Lab. Rekayasa Makromolekul Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UGM, Riris Istighfari Jenie mengatakan pembuatan VTM ini dilakukan dengan mengacu pada protokol Centers for Disease Control and Prevention Amerika.

Dalam proses pembuatannya memerlukan beberapa alat antara lain biosafety cabinet, waterbath, filter steril ukuran 0,20-0,45 mikron. Sementara itu, bahan-bahan yang digunakan antara lain Fetal Bovine Serum (FBS) yang kemudian dilakukan heat inactivated, Hanks Balanced Salt Solution (HBSS), gentamicin sulfate, amphotericin B.

Ia juga menjelaskan prosedur pembuatan VTM meliputi inaktivasi FBS di dalam waterbath penyiapan antibiotik dengan mencampurkan gentamicin sulfate, amphotericin B.

Berikutnya bahan-bahan tersebut dicampurkan ke dalam buffer HBSS. Penyimpanan sediaan VTM dilakukan pada suhu 2-8°C.

"Harapanannya pengadaan bahan baku pembuatan VTM ini bisa lebih dipermudah atau mendapatkan prioritas mengingat beberapa bahan dipesan dari Jakarta. Sementara Jakarta dan beberapa daerah sedang menjalankan PSBB sehingga memperlambat proses pengadaan bahan baku tersebut," paparnya.

Sementara itu, Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Farmasi UGM, Endang Lukitaningsih mengatakan bahwa program pengadaan VTM ini difokuskan di minggu-minggu ini guna mencukupi kebutuhan VTM di laboratorium pengujian.

Dalam produksi VTM ini melibatkan dosen dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan keahlian terkait hal tersebut.

"Kami terus berupaya melakukan berbagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam mengendalikan wabah ini, termasuk dengan produksi VTM untuk pengujian COVID-19 " jelasnya.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH