tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan ucapan perpisahan kepada Agus Martowardojo, yang akan selesai menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 24 Mei 2018.
"Rapat berkala KSSK [Komite Stabilitas Sistem Keuangan] kali ini adalah rapat terakhir bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Rapat berkala KSSK berikutnya diselenggarakan pada bulan Juli 2018," ujar Sri Mulyani usai rapat KSSK di kantor Bank Indonesia, Jakarta, pada Senin (30/4/2018).
Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasinya terhadap sumbangsih tenaga dan pikiran Agus Martowardojo selama bertugas sebagai Gubernur BI.
"KSSK sangat menghargai dan berterima kasih atas kepemimpinan dan kontribusi serta dedikasi yang luar biasa dari Gubernur Agus dalam bersama-sama anggota KSSK lainnya menjaga stabilitas sistem keuangan," kata dia.
Sri Mulyani mengaku memiliki banyak kesan positif selama menjalin kemitraan dengan Agus dalam menjalankan tugas negara untuk menjaga stabilitas keuangan maupun menjalin hubungan pertemanan.
"Kami sangat menikmati [kemitraan] kolegial atau dengan kata lain pertemanan yang luar biasa baik informal maupun profesional. Meski kami yakin dengan teman yang baru, pak Perry (Gubernur Bank Indonesia baru) kami akan menemukan hal itu lagi, sehingga kami bisa bekerja sama menjaga sistem keuangan lagi," ujar Sri Mulyani.
"Secara personal kami akan kehilangan pak Agus, tapi kami tahu kami akan ketemu lagi dengan pak Agus dalam fungsi yang lain," dia menambahkan.
Sri Mulyani Tegaskan Kinerja KSSK akan Terus Diperbaiki
Sri Mulyani menambahkan bahwa KSSK akan terus memperkuat pemantauan untuk mengantisipasi sejumlah risiko, baik dari eksternal maupun domestik, terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia.
"Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan akan terus memperkuat sinergi untuk mengoptimalkan bauran kebijakan agar ketahanan makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga dan mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan berkualitas," kata dia.
Dia mengingatkan sejumlah risiko terhadap sistem keuangan Indonesia dari segi eksternal harus terus diwaspadai. Misalnya, menurut Sri Mulyani, dampak normalisasi kebijakan moneter negara maju, ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara AS dan Cina, kenaikan harga minyak hingga instabilitas geopolitik.
Sri Mulyani juga menegaskan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga harus terus dipantau, terutama efeknya terhadap stabilitas perekonomian dan momentum pemulihan ekonomi.
Dia memastikan pemerintah akan menjaga APBN 2018 agar tetap bisa menjadi instrumen pendukung pertumbuhan yang kredibel dan berkelanjutan.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom