tirto.id - Ucapan Hari Raya Nyepi dalam Bahasa Bali sering diucapkan saat Tahun Baru Caka. Tahun Baru Saka 1944 akan diperingati pada 3 Maret 2022. Hari Raya Nyepi adalah hari pergantian tahun Saka (Isakawarsa) yang dirayakan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat beragama Hindu.
Nyepi diperingati sehari sesudah tileming kesanga pada penanggal 1 sasih Kedasa. Nyepi bagi umat Hindu berarti memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya).
Saat Nyepi, orang Hindu tidak boleh melakukan aktivitas pada umumnya, seperti tak boleh bekerja, membatasi keluar rumah, membatasi bermain ponsel, dan lain-lain. Oleh karena itu, jika Anda hendak memberi ucapan selamat Nyepi, bisa jadi Anda tak mendapat balasan saat itu juga.
Untuk mengucapkan selamat Nyepi bagi kerabat atau rekan yang merayakan, Anda bisa menggunakan bahasa Bali atau bahasa Indonesia seperti "Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1944". Dalam bahasa Bali, Anda bisa menggunakan:
1. Rahajeng nyanggra rahina Nyepi caka 1944.
2. Selamat menyambut hari Nyepi Tahun Saka 1944.
3. Rahajeng Rahina Nyepi semeton sareng sami.
4. Selamat Hari Raya Nyepi saudara semuanya.
6. Selamat Hari Nyepi untuk kita semua, semoga diberi kelancaran dan keselamatan.
7. Rahajeng Rahina Nyepi caka 1944, dumogi sareng sami ngemanggihin kerahayuan lan labda karya.
8. Selamat Hari Raya Nyepi tahun caka 1944, semoga kita semua mendapatkan kebahagian dan kelancaran dalam melaksanakan Nyepi
9. Rahajeng Rahina Nyepi, dumogi santhi semeton sami ring dija ja magenah.
10. Selamat Hari Nyepi, semoga kedamaian selalu menyertai di manapun kita berada.
11. Happy Nyepi Day 2022 to those who celebrate this Day of Silence. Let's make this year a better year for self-reflection and self-development.
12. Happy Saka New Year 1944. Hopefully, our introspection and retrospection will bring us to a better tomorrow.
13. Happy Nyepi Day 2022. May you find peace through 'Catur Brata' Penyepian.
14. Happy Nyepi Day 2022. May 'Catur Brata' Penyepian give you peace and harmony in life. I hope this day will be a start to a more peaceful and meaningful life.
Anda juga bisa menambahkan kata-kata doa saat mengucapkan Hari Raya Nyepi dalam bahasa Bali seperti "Rahina Nyepi pinaka sarana kaanggen mulat sarira ring sajeroning angga sarira" yang artinya "Hari Nyepi mari kita jadikan sarana intropeksi diri".
Makna Hari Raya Nyepi
Dilansir laman Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyepi mengandung arti sepi atau sunyi. Pada saat Nyepi, umat Hindu tidak boleh melakukan aktivitas seperti pada umumnya, seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dan sebagainya.
Tujuan Nyepi adalah agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung (alam semesta) dan Bhuwana Alit (manusia).
Sebelum hari raya Nyepi, dilaksanakan serangkaian upacara dan upakara yang bermaksud agar Penyucian Buana Alit dan Buana Agung berjalan dengan lancar.
Rangkaian upacara tersebut berbeda-beda, tergantung dari Genius Local Wisdom dan urun rembug masing-masing daerah serta kebijaksanaan yang ditetapkan bersama.
Hari Raya Nyepi khususnya di Bali memiliki beberapa tahapan, dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan. Kemudian diikuti oleh puncak Hari Raya Nyepi itu sendiri. Dan terakhir disebut dengan Ngembak Geni.
Pada saat Nyepi khususnya di Bali, semua dalam keadaan sepi. Tidak ada aktivitas seperti biasanya, karena pada saat itu diadakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari:
1. Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
2. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
3. Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri.
4. Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan/hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabrata” fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24 jam).
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Yulaika Ramadhani