tirto.id - Universitas Bung Karno (UBK) dan Yayasan Kepemimpinan Perdana dari Malaysia telah menyepakati kerja sama di bidang pengembangan pendidikan dalam bentuk pertukaran pelajar dan pengajar.
"Kerja sama ini bisa dalam bentuk pertukaran pelajar antarkedua negara atau pertukaran pengajar antaruniversitas," kata Pendiri Yayasan UBK, Rachmawati Soekarnoputri selepas melaksanakan penandatanganan MoU di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Ia menjelaskan nanti akan dibuat aturan kondisi yang berlaku ketika sudah memasuki proses kerja sama. Hingga saat ini, belum ditentukan lebih spesifik bidang pendidikan apa yang akan dipelajari secara khusus.
“Sekiranya nanti akan dipadukan dua pemikiran apabila sudah sepakat hal apa yang akan dipelajari secara lebih khusus,” jelas Rachmawati.
Sementara itu, Presiden Kehormatan Yayasan Kepemimpinan Perdana Mahathir Mohamad juga mengemukakan bahwa yayasannya telah bersinergi dengan beberapa universitas di Malaysia.
"Sejarah kemerdekaan Malaysia beserta dengan dokumennya, kami memiliki arsip itu. Menurut saya bagi yang ingin mempelajari kami sangat terbuka untuk bertukar ilmu," kata Mahathir Mohamad yang juga sebagai Mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut.
Ia mengatakan sangat senang memiliki kesempatan tersebut, untuk bisa bekerja sama dengan Indonesia di bidang pendidikan. Ia juga mengakui bahwa pendidikan merupakan aspek penting bagi suatu bangsa.
Sebelum acara penandatanganan MoU, Mahathir Mohamad juga menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Membangun Kemandirian Ekonomi dan Pemerintahan Bersih.
Menurut dia, UBK adalah universitas yang memiliki komitmen kuat dalam menanamkan ajaran-ajaran Bung Karno kepada generasi muda Indonesia. "Kita semua mengetahui peranan Bung Karno dalam sejarah pergerakan kebangsaan di Asia dan Afrika. Kita harus menggali kembali dan melanjutkan prinsip kemandirian dan penghargaan kemerdekaan dan kemanusiaan dari Bung Karno," kata Mahatir.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari